Dari penelitian yang dilakukan selama dua tahun, diketahui warga Belarusia, Maroko, dan India, merupakan tweeps paling mellow. Sementara itu, warga negara Skandinavia lain seperti Swedia, Denmark, dan Finlandia, masuk dalam negara yang 'selalu murung'.
Pada studi, peneliti memantau perubahan mood sebanyak 509 juta tweets dari 2,4 juta orang di 84 negara di seluruh dunia. Data kemudian diolah dalam piranti lunak komputer yang kemudian mengklasifikasi konten emosi yang ada di dalamnya. Termasuk pernyataan-pernyataan bernada emosional seperti antusiasme, rasa khawatir, takut, gembira, dan marah.
"Banyak orang yang saya ajak diskusi mengatakan: wajar orang pergi bekerja tidak mendapatkan efek positif yang tinggi di kantor. Namun, hal ini tidak sepenuhnya benar," ujar Scott Gader salah satu peneliti, seperti dikutip dari The Local, Jumat 30 September 2011.
Gader menyebutkan, pihaknya melihat ada ritme yang persis sama di hari Sabtu dan Minggu ketika kebanyakan orang tidak bekerja. “Jadi jelas ada faktor lain yang berperan di sini, baik itu waktu tidur maupun ritme biologis," ucapnya.
Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa para tweeps umumnya bangun dengan mood yang baik. Namun, seiring berjalannya waktu menuju siang dan malam, mood tersebut akhirnya menurun. Namun, pada umumnya, para tweeps merasa paling girang di akhir pekan. (art)• VIVAnewssource : kisah-fakta.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar