nangiiisTrauma Masa Lalu
Riwayat disakiti, atau orang tua bercerai menjadi pengalaman traumatis bagi wanita. Sedang pernikahan adalah keputusan besar yang tidak bisa sembarangan dilakukan. Sekali Anda maju, Anda tidak bisa mundur lagi. Jadi lebih aman untuk tidak kemana-mana.
Tidak Yakin Dengan Pasangan
Anda punya pasangan, dan mencintainya, tapi Anda tahu dia bukan yang terakhir. Entah karena waktunya belum tepat, lebih fokus pada pekerjaan masing-masing, atau sering bertengkar. Intinya pasangan ada untuk saat ini, bukan untuk masa datang.
Hilang Kebebasan
Pernikahan bagi wanita berarti ia harus siap kehilangan setengah hidupnya, karena akan menjadi istri dan ibu. Jika wanita masih haus merasakan kebebasan yang ia punya, percuma saja pria melamar dengan berlian besar sekalipun.
marryTerikat Peran Istri
Kebanyakan wanita yang berkarier mengundurkan pernikahan karena ini. Peran sebagai istri akan menghambat aktivitasnya, dan memang tidak mudah sebagai istri, apalagi ibu. Dibutuhkan kelapangan untuk menjadi “super mom”.
Berkaca Pada Pengalaman Teman
Teman disekitar Anda sudah menikah dan punya anak. Apa yang mereka pikirkan? Anak, anak, dan anak. Belum lagi masalah keluarga dan Anda yang single siap-siap menjadi “tong sampah” untuk teman yang sudah menikah. Jika sudah begini, wajar saja wanita berpikir ulang untuk menikah.
Takut
Inti dari semuanya, takut. Ini hidup baru dimana wanita akan mengubah segalanya. Membagi tempat tidur dengan seseorang bukan perkara mudah, sama tidak mudahnya terjaga dini hari untuk menyusui, atau menunggu suami pulang kerja, dan membereskan pekerjaan rumah tangga.
Pernikahan adalah soal besar. Ketakutan pasti terjadi, dan ada masanya Anda mengatakan “saya siap”.
repost by : tersedunia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar