Pemilik nama latin Carassius Auratus ini merupakan ikan yang mudah dalam pemeliharaanya dan dapat dipelihara di akuarium maupun kolam tanah. Karena kemudahannya tersebut, budidaya ikan hias air tawar akhirnya mampu memberikan kehidupan bagi banyak orang yang menekuninya.
Memiliki buntut panjang dengan warna cerah ikan komet mampu menuai popularitas dalam waktu singkat. Dulu peminat salah satu jenis ikan hias yang namanya dicomot dari nama benda angkasa (Komet Helley) ini sangat banyak, hingga mengalami booming. Lalu, perlahan tapi pasti, pasarnya menghilang. Tapi, kini, entah kapan tepatnya, orang-orang mulai melirik lagi ikan yang dikembangbiakkan di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 ini.
Di Bandar Lampung, kita dapat menemui pehobi sekaligus pembudidaya yang menekuni bisnis ikan hias ini, yaitu Abdul Malik (45). Disampaikan olehnya, nilai ekonomis ikan hias lebih tinggi daripada ikan lainnya seperti jenis konsumsi.
"Kita melakukan ini karena peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih menggiurkan terlebih bentuk ikan ini yang sangat lucu untuk dipelihara dalam akuarium," jelasnya pada Tribun, Minggu (29/4/2012).
Salah satu faktor penting dalam membudidayakan ikan hias ini terletak pada teknik pembenihannya. Dengan pembenihan yang berkualitas dan kontinyu akan memberikan hasil yang maksimal dalam budidaya ikan hias ini.
Namun di balik segala kelebihannya, ikan komet termasuk ikan yang sulit ditangani saat pemijahan. Ikan ini termasuk ke dalam kelompok ikan hias air tawar, yang tidak memelihara telurnya. Jadi telur yang dikeluarkan oleh induk diletakkan pada substrat (landasan).
Sebagai ikan hias tentu saja ikan komet memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan ikan yang dikonsumsi. Misalnya, dilihat dari ekornya, ikan komet memiliki ekor yang lebih panjang dan indah daripada ikan pada umumnya.
Ikan komet juga memiliki warna yang bagus yaitu perpaduan antara merah keoranyean dengan putih. "Ikan komet dikenal memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik dibandingkan ikan maskoki, karena ia merupakan strain atau keturunan ikan maskoki," jelas pria 45 tahun tersebut.
Perbedaan utama dengan ikan maskoki terletak di ukurannya yg lebih besar dari ikan mas dan adanya tonjolan daging (sungut) kecil di atas lubang hidungnya. Lebih dari itu semua, harga ikan komet relatif murah dibandingkan ikan maskoki, sehingga diminati konsumen ikan hias.
Ikan komet berukuran tak lebih dari sebuah jari orang dewasa. Ukuran paling besar adalah sebesar empat jari orang dewasa. Dalam pemasarannya, yang berukuran dua jari yang lebih diminati para penjual ikan hias. Karena kemungkinan besar hal ini berkaitan dengan ukuran akuarium penghobi.
Karena itu pulalah, ikan komet berukuran dua jari bernilai jual lebih tinggi daripada yang berukuran sejari, walau para penjual ikan hias juga menerima ikan komet seukuran jari orang dewasa. Sekadar informasi, ikan komet sebesar dua jari dijual dengan harga Rp 2.500 per ekor, sedangkan yang seukuran jari hanya Rp 1.000 per ekor. Harga-harga ini merupakan harga dari petani ikan komet.
"Untuk yang sebesar tiga jari orang dewasa biasanya dijadikan indukan. Para petani ikan komet biasanya tidak mau menjual indukan karena fungsinya untuk reproduksi, sehingga mereka enggan untuk menjual indukan mereka meski nilai jualnya lebih tinggi lagi yaitu Rp 5.000 per ekor," ungkapnya.
Berkaitan dengan itu, jika ingin membudidayakan ikan komet setidaknya memiliki indukan sebanyak 300 ekor. Dengan kemampuan induk betina bertelur tiga bulan sekali selama dua tahun dan masa panen 20 hari sekali, seorang petani ikan komet tidak akan pernah kehabisan pasokan. Sebab setiap tiga bulan sekali, petani tersebut dapat panen ikan komet tanpa henti.
Sumber : http://lampung.tribunnews.com/2012/04/29/inilah-kelebihan-budidaya-ikan-komet
www.jendelahewan.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar