Banyak yang beranggapan bahwa Lady Gaga adalah pemuja setan, itu biasa tersirat dari lirik lagu yang dibawakannya terlebih busana yang dikenakan sarat pornografi. Dari alas an tersebut kemudian timbul ketakutan kalau konser tetap digelar akan membawa dampak negatif terutama penonton remaja. Tapi apa dengan menyaksikan konser selama dua jam mampu merusak moral remaja kita? Bukankah, semua itu kembali pada pribadi masing-masing, apakah penonton yang hadir mampu menyerap energi positif dan membuang sisi negatif dari performance Lady Gaga? Bahkan ormas tersebut juga belum memastikan betul, apakah semua orang yang membeli tiket konser mengagumi sensasi Lady Gaga atau karyanya?
Mungkin terlalu cepat untuk menyimpulkan ketakutan itu tanpa melihat lebih jauh siapa sosok Lady Gaga yang sebenarnya. Karena nggak semua lirik lagu yang dibawakanya justru berisi pesan untuk mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan untuk kita. Busana yang dipakai sebagai pelengkap aksi panggungnya pun nggak selalu minim dan menggoda iman. Terkadang sang pelantun lagu “Just Dance” ini memakai busana yang tertutup namun tetap ada sentuhan nyentrik yang sudah menjadi ciri khasnya selama ini.
Alangkah lebih bijaksana kalau pihak kepolisian, promoter dan para penolak konser Lady Gaga melakukan mediasi mencari titik temu agar memuaskan semua pihak. Jika dari pihak promoter sendiri telah menjanjikan bahwa Lady Gaga siap menyesuaikan diri dengan adat Indonesia, lalu apalagi yang menjadi penghalang terselenggaranya konser? Jangan sampai tercipta opini publik, bahwa pencekalan ini merupakan wujud pemasungan terhadap kebebasan berekspresi dalam bermusik atau kemudian mencuat pendapat lain kalau kasus ini hanya pengalihan isu politik.
selaku promotor konserLady Gaga tetap ngotot untuk menggelar konser di Stadion Gelora Bung Karno,3 Juni mendatang.
Menurut Big Daddy, pemberitaan mengenai pihakmanajemen Lady Gaga membatalkan konser di Jakarta tidak benar.
"Kemarin, tour manajer Lady Gagamenjadi musik matter (diskusi panel) di Singapura. Terkait pernyataan tersebut,dia hanya memberikan gambaran kreatifitas musik tersebut tidak bisadibatasi," ungkap Arif Ramadhoni selaku Media Relation Big DaddyEntertainment dalam konprensi pers sosialisasi pelaksanaan konser diChitos, Jakarta Selatan
Arif menegaskan, Big Daddy selaku promotorberupaya keras untuk tetap mengelar konser tersebut. "Batal atautidak, itu tidak disebutkan secara spesifik. Kami masih berupaya untukmendapatkan izin dengan pihak terkait untuk memperlancar proses jalanyaperijinan," tergas Arif.
"Kami mohon semua bersabar. Kami masihberkoordinasi dengan pihak keamanan," kata Arif.
www.tersedunia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar