Suatu ketika Abu Nawas kehilangan sehelai sorbannya.
Temannya bertanya,
"Wahai Abu Nawas, apakah kamu tidak sedih telah kehilangan sorban?"
"tidak, aku optimis dan kamu telah melihat sendiri bahwa aku telah menawrkan hadiah setengah keping uang perak bagi siapa saja yang berhasil menemukannya."
"Tetapi penemunya tentu tidak akan mengembalikan sorbanmu, karena hadiah yang kamu berikan tidak sebanding dengan nilai sorban yang seratus kali lipat itu."
Abu Nawas pun menjawab,
"Sudah aku pikirkan hal itu, aku juga membuat pengumuman bahwa sorban yang hilang itu kondisinya kotor sekali dan tua, berbeda dengan yang sebenarnya."
Sekilas percakapan Abu Nawas dengan teman kampung di desanya ini terinspirasi dari saudaraku yang bernama Wawan, yang ada di kampung, hai jangan menyesali dan bersedih begitu sobat, ikhlaskan saja apa yang telah diambil oleh Alloh tersebut.
Okay...source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Minggu, 30 September 2012
Sabtu, 29 September 2012
Makam Jadi Istana
Blog Tersedunia kali ini akan memberikan kisah tentang ahli kubur, dimana alam kuburnya berubah menjadi istana karena dia telah menyantuni anak Yatim.
Kisahnya...
Haidar bin Ali bermimpi bertemu dengan Tufail, sahabat Haidar yang telah meninggal dunia.
Ia bermimpi bahwa Tufail telah mendapatkan istana.
Menurutistrinya, semasa hidup, suaminya isyikamah memeliharaanak yatim dan bersedekah.
Pada zaman Islam yang dipimpin oleh HarunAL Rasyid, ada seorang pendudukkota Basrah, Irak yang bernama Tufail bin Amir.
Dia gemar bersedekah dan memelihara anak yatim piatu.
Dia dikenal juga sebagai orang kaya yang tekun beribadah.
Tufail ini meninggal pada hari ke tiga puluh setelah shalat Ashar.
Haidar bermimpi, ia datang ke suatu tempat yang sangat indah.
Ia berjalan di lorong yang bagaikan istana, namun tak berapa lama kemudian dia terbangun.
Tepat dua hari kemudian, dia bermimpi lagi berjalan di lorong indah itu, dan sampailah dia di tempat sebuah kolam indah serta jernih airnya.
"Subhanallah...tempat apa ini ya...
Tempat ini penuh dengan permata, sinarnya sangat menyilaukan mata," kata Haidar dalam hati.
Melihat tempat seindah itu, Haidar segera memasukinya, dan kemudian ada sosok lelaki yang dikelilingi oleh wanita cantik dengan sayap di belakangnya.
Namun belum sempat dia mendekati laki-laki itu, ia keburu terbangun dari tidurnya.
Anehnya, beberapa hari kemudian, mimpi itu berlanjut dan berulang dia berjalan di lorong indah.
Betapa terkejutnya dia, ketika berbalik, ada laki-laki yang sudah lama dia kenal.
"Masya Allah Tufail.
Ternyata engkau bertambah muda dan tampan," katanya dengan senang.
"Iya, ini aku, karena sejak dulu aku suka dan ikhlas bersedekah dan memelihara anak yatim.
Karena itulah Allah mengganti makam ini menjadi istana dan beberapa bidadari cantik yang tak ternilai," nasehat Tufail kepada Haidar.
Sebelum sempat berbicara panjang lebar pertemuan dua sahabat ini, lagi-lagi Haidar terbangaun.
Dan keesokan harinya dia sudah tidak bermimpi lagi tentang kawannya tersebut.
Tanpa menghiraukan siapapun, Haidar segera berlari menuju rumah Tufail dan bertemulah dia dengan istrinya.
Di dalam rumah Tufail banyak sekali anak-anak kecil, dan Haidar pun menceritakan tentang mimpinya itu kepada istri Tufail yang sudah separuh baya itu.
"Apa amalan Tufail, selain senang bersedekah," tanya Haidar kepada istri Tufail.
"Dia senang sekali memelihara anak-anak yatim piatu, dan rumah ini dia jadikan tempat tinggal untuk orang-orang yang terlantar," cerita istri Tufail.
Haidar semakin mengagumi sosok Tufail ini, karena dia tidak hanya senang bersedekah, namun ia juga terkenal ramah tamah dan gemar memelihara anak yatim.'
Nah...tunggu apalagi sob, mari kita sedekahkan sebagian rezeki yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kepada anak Yatim Piatu meski hanya sedkit sesuai keikhlasan, agar kelak di alam kubur, istanalah rumah kita sob.
NB:
Ikhlas dan ikhlas kuncinya, meski hanya sedikit, jika ikhlas hasilnay akan segera kita petik nanti.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Kisahnya...
Haidar bin Ali bermimpi bertemu dengan Tufail, sahabat Haidar yang telah meninggal dunia.
Ia bermimpi bahwa Tufail telah mendapatkan istana.
Menurutistrinya, semasa hidup, suaminya isyikamah memeliharaanak yatim dan bersedekah.
Pada zaman Islam yang dipimpin oleh HarunAL Rasyid, ada seorang pendudukkota Basrah, Irak yang bernama Tufail bin Amir.
Dia gemar bersedekah dan memelihara anak yatim piatu.
Dia dikenal juga sebagai orang kaya yang tekun beribadah.
Tufail ini meninggal pada hari ke tiga puluh setelah shalat Ashar.
Haidar bermimpi, ia datang ke suatu tempat yang sangat indah.
Ia berjalan di lorong yang bagaikan istana, namun tak berapa lama kemudian dia terbangun.
Tepat dua hari kemudian, dia bermimpi lagi berjalan di lorong indah itu, dan sampailah dia di tempat sebuah kolam indah serta jernih airnya.
"Subhanallah...tempat apa ini ya...
Tempat ini penuh dengan permata, sinarnya sangat menyilaukan mata," kata Haidar dalam hati.
Melihat tempat seindah itu, Haidar segera memasukinya, dan kemudian ada sosok lelaki yang dikelilingi oleh wanita cantik dengan sayap di belakangnya.
Namun belum sempat dia mendekati laki-laki itu, ia keburu terbangun dari tidurnya.
Anehnya, beberapa hari kemudian, mimpi itu berlanjut dan berulang dia berjalan di lorong indah.
Betapa terkejutnya dia, ketika berbalik, ada laki-laki yang sudah lama dia kenal.
"Masya Allah Tufail.
Ternyata engkau bertambah muda dan tampan," katanya dengan senang.
"Iya, ini aku, karena sejak dulu aku suka dan ikhlas bersedekah dan memelihara anak yatim.
Karena itulah Allah mengganti makam ini menjadi istana dan beberapa bidadari cantik yang tak ternilai," nasehat Tufail kepada Haidar.
Sebelum sempat berbicara panjang lebar pertemuan dua sahabat ini, lagi-lagi Haidar terbangaun.
Dan keesokan harinya dia sudah tidak bermimpi lagi tentang kawannya tersebut.
Tanpa menghiraukan siapapun, Haidar segera berlari menuju rumah Tufail dan bertemulah dia dengan istrinya.
Di dalam rumah Tufail banyak sekali anak-anak kecil, dan Haidar pun menceritakan tentang mimpinya itu kepada istri Tufail yang sudah separuh baya itu.
"Apa amalan Tufail, selain senang bersedekah," tanya Haidar kepada istri Tufail.
"Dia senang sekali memelihara anak-anak yatim piatu, dan rumah ini dia jadikan tempat tinggal untuk orang-orang yang terlantar," cerita istri Tufail.
Haidar semakin mengagumi sosok Tufail ini, karena dia tidak hanya senang bersedekah, namun ia juga terkenal ramah tamah dan gemar memelihara anak yatim.'
Nah...tunggu apalagi sob, mari kita sedekahkan sebagian rezeki yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kepada anak Yatim Piatu meski hanya sedkit sesuai keikhlasan, agar kelak di alam kubur, istanalah rumah kita sob.
NB:
Ikhlas dan ikhlas kuncinya, meski hanya sedikit, jika ikhlas hasilnay akan segera kita petik nanti.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Air Susu yang Pemalu
Tersedunia kembali menghiasi dunia blogger Indonesia.
Saat hati sedang gundah, sangat cocok membaca kisah-kisah Abunawas yang lucu di blog ini.
Nih, selalu ada saja cara Abunawas agar tidak dimarahi oleh Raja Harus Ar Rasyid.
Ahaa, selalu ada saja cara Abunawas agar tidak dimarahi Raja Harus Ar Rasyid. Ketika ia kepergok membawa botol berisi arak berwarna merah, sang raja menegurnya, namun Abunawas menyebut isi botol itu adalah air susu yang pemalu.
Kisahnya.
Kecerdasan Abu Nawas benar-benar menghibur Raja Harun Ar Rasyid.
Suatu saat sang raja terlihat murka melihat pekerjaan pengawal kerajaan yang selalu tidak beres. Setelah diselidiki, ternyata para pengawal itu suka mabuk-mabukan.
"Wahai pengawalku semua, sudah sering aku peringatkan agar engkau jangan mabuk-mabukan," ujar Raja Harun.
Para pengawal kerajaan terlihat begitu gemetar. Mereka tak berani menatap mata rajanya. Kepala mereka tertunduk sebagai pengakuan rasa bersalah.
"Ceritakan kepadaku, dari mana kalian mendapatkan arak-arak itu," tanya raja.
Raja Harun Murka.
Untuk beberapa saat, para pengawal tak mau mengaku juga. Namun, ketika Raja Harun membentak, akhirnya mereka mengaku juga.
"Abunawaslah yang membawa arak-arak itu ke istana, kami juga diajari mabuk-mabukan olehnya," ujar salah seorang pengawal.
"Jika demikian, cepat bawa Abunawas ke hadapanku, kalau tidak, kalian semua harus menerima hukuman dariku," ujar raja Harun.
Keesokan harinya berangkatlah beberapa pengawal kerajaan ke rumah Abu Nawas. Sesampainya di rumah sederhana Abunawas, mereka kemudian memberitahukan maksudnya.
"Bawalah botol ini ke hadapan raja dan katakan semua ini atas perintahku," uar salah satu peimpin pengawal itu.
"Tunggu dulu, dengan minuman arak ini, aku pasti akan dihukum oleh saja," kata Abunawas.
"Benar, tapi jika engkau berhasil lolos dari hukuman raja, aku akan memberimu sejumlah dinar," ucap pengawal itu.
"Lalu apa keuntunganmu dengan memberiku sejumlah dinar?" tanya Abunawas.
"Jika engkau lolos dari hukuman raja, maka kami semua juga akan lolos. Gunakanlah kecerdasanmu untuk mengelabuhi raja," jawab pengawal itu.
Akhirnya Abu Nawas bersedia menerima tugas itu. Dengan memegang sebotol arak berwarna merah, ia menemui Raja Harun.
"Wahai Abunawas, apa yang engkau pegang itu?" tanya raja Harun.
Susu yang Merah Merona.
Dengan gugup Abunawas menjawab,
"Ini susu Baginda, rasanya enak sekali," jawab Abunawas sekenanya.
"Bagaimana mungkin air susu berwarna merah, biasanya susu kan berwarna putih bersih," kata raja Harun keheranan sambil mengambil botol yang dipegang Abunawas.
"Betul Baginda, semula air susu ini berwarna putih bersih, saat melihat Baginda yang gagah rupawan, ia tersipu-sipu malu, dan menjadi merah merona," jawab Abu Nawas yang mencoba mengambil hari raja Harun dengan menyebutnya seorang rupawan.
Mendengar jawaban Abunawas, Baginda pun tertawa dan meninggalkannya sambil geleng-gelng kepala. Raja Harun sebenarnya tahu bahwa yang di dalam botol itu adalah arak, namun karena penyampaian Abu Nawas yang membanggakan hati, ia tidak memberikan hukuman kepada Abu Nawas.
"Baiklah, untuk kalian semua aku maafkan, akan tetapi jiika kalian ulangi lagi, maka hukumanya akan berlipat ganda," titah sanga Raja.
Akhirnya Raja Harun Ar Rasyid juga memberikan ampunan kepada para pengawal.
Abu Nawas juga mendapatkan hadiah sejumlah beberapa dinar dari para pengawal, karena telah berhasil melaksanakan misinya.
Nah, demikian sedikit hiburan cerita Abu Nawas.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Saat hati sedang gundah, sangat cocok membaca kisah-kisah Abunawas yang lucu di blog ini.
Nih, selalu ada saja cara Abunawas agar tidak dimarahi oleh Raja Harus Ar Rasyid.
Ahaa, selalu ada saja cara Abunawas agar tidak dimarahi Raja Harus Ar Rasyid. Ketika ia kepergok membawa botol berisi arak berwarna merah, sang raja menegurnya, namun Abunawas menyebut isi botol itu adalah air susu yang pemalu.
Kisahnya.
Kecerdasan Abu Nawas benar-benar menghibur Raja Harun Ar Rasyid.
Suatu saat sang raja terlihat murka melihat pekerjaan pengawal kerajaan yang selalu tidak beres. Setelah diselidiki, ternyata para pengawal itu suka mabuk-mabukan.
"Wahai pengawalku semua, sudah sering aku peringatkan agar engkau jangan mabuk-mabukan," ujar Raja Harun.
Para pengawal kerajaan terlihat begitu gemetar. Mereka tak berani menatap mata rajanya. Kepala mereka tertunduk sebagai pengakuan rasa bersalah.
"Ceritakan kepadaku, dari mana kalian mendapatkan arak-arak itu," tanya raja.
Raja Harun Murka.
Untuk beberapa saat, para pengawal tak mau mengaku juga. Namun, ketika Raja Harun membentak, akhirnya mereka mengaku juga.
"Abunawaslah yang membawa arak-arak itu ke istana, kami juga diajari mabuk-mabukan olehnya," ujar salah seorang pengawal.
"Jika demikian, cepat bawa Abunawas ke hadapanku, kalau tidak, kalian semua harus menerima hukuman dariku," ujar raja Harun.
Keesokan harinya berangkatlah beberapa pengawal kerajaan ke rumah Abu Nawas. Sesampainya di rumah sederhana Abunawas, mereka kemudian memberitahukan maksudnya.
"Bawalah botol ini ke hadapan raja dan katakan semua ini atas perintahku," uar salah satu peimpin pengawal itu.
"Tunggu dulu, dengan minuman arak ini, aku pasti akan dihukum oleh saja," kata Abunawas.
"Benar, tapi jika engkau berhasil lolos dari hukuman raja, aku akan memberimu sejumlah dinar," ucap pengawal itu.
"Lalu apa keuntunganmu dengan memberiku sejumlah dinar?" tanya Abunawas.
"Jika engkau lolos dari hukuman raja, maka kami semua juga akan lolos. Gunakanlah kecerdasanmu untuk mengelabuhi raja," jawab pengawal itu.
Akhirnya Abu Nawas bersedia menerima tugas itu. Dengan memegang sebotol arak berwarna merah, ia menemui Raja Harun.
"Wahai Abunawas, apa yang engkau pegang itu?" tanya raja Harun.
Susu yang Merah Merona.
Dengan gugup Abunawas menjawab,
"Ini susu Baginda, rasanya enak sekali," jawab Abunawas sekenanya.
"Bagaimana mungkin air susu berwarna merah, biasanya susu kan berwarna putih bersih," kata raja Harun keheranan sambil mengambil botol yang dipegang Abunawas.
"Betul Baginda, semula air susu ini berwarna putih bersih, saat melihat Baginda yang gagah rupawan, ia tersipu-sipu malu, dan menjadi merah merona," jawab Abu Nawas yang mencoba mengambil hari raja Harun dengan menyebutnya seorang rupawan.
Mendengar jawaban Abunawas, Baginda pun tertawa dan meninggalkannya sambil geleng-gelng kepala. Raja Harun sebenarnya tahu bahwa yang di dalam botol itu adalah arak, namun karena penyampaian Abu Nawas yang membanggakan hati, ia tidak memberikan hukuman kepada Abu Nawas.
"Baiklah, untuk kalian semua aku maafkan, akan tetapi jiika kalian ulangi lagi, maka hukumanya akan berlipat ganda," titah sanga Raja.
Akhirnya Raja Harun Ar Rasyid juga memberikan ampunan kepada para pengawal.
Abu Nawas juga mendapatkan hadiah sejumlah beberapa dinar dari para pengawal, karena telah berhasil melaksanakan misinya.
Nah, demikian sedikit hiburan cerita Abu Nawas.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Abu Nawas Mengelabui Raja
Namanya saja Abu Nawas, selalu punya seribu cara untuk meloloskan diri dari hukuman.
Kali ini adalah Raja Harun Ar-Rasyid yang termakan tipuannya.
Abu Nawas bebas dari hukuman Raja setelah berjanji bahwa ia akan terbang.
Berikut Kisahnya:
Karena di anggap terlalu mengkritik kepemimpinan Raja Harun, maka Abu Nawas ditangkap karena ia dituduh telah melakukan sesuatu yang membahayakan kerajaan sehingga harus dihukum.
Namun demikian, Abu Nawas selalu punya alasan untuk meloloskan diri dari hukuman itu.
Ia mengaku kepada pengawal kerajaan bahwa ia memiliki ilmu tinggi dan ia akan terbang.
Kabar Abu Nawas akan terbang akhirnya terdengar oleh Raja Harun.
"Mana mungkin Abu Nawas akan terbang, dia tidak punya sayap, tidak punya alat-alat khusus, apakah ia punya ilmu khusus?" kata Raja Harun kepada pengawalnya.
"Kami tidak tahu paduka, tetapi Abu Nawas sangat meyakinkan," jawab pengawal.
Hingga dibawalah Abu Nawas menghadap Sang Raja.
"Abu Nawas, betulkah kamu mau terbang?" tanya Raja.
"Ya Tuanku, memang saya mau terbang," jawab Abu Nawas.
"Kapan? dan dimana?" tanya Raja secara beruntun.
"Hari Juma'at yang akan datang ini, dan dari menara Masjid Baitul Rakhim, tak jauh dari rumah saya, jika raja mengijinkan," jawab Abu Nawas.
Akhirnya Sang Raja mengijinkan dan bahkan ia berjanji akan membebaskan Abu Nawas jika bisa terbang.
Akan tetapi jika Abu Nawas tak bisa membuktikan, maka hukumannya akan ditambah 100 lecutan rotan, daun kuping dipotong dan hukuman gantung.
Akan Terbang
Pada hari yang sudah dinantikan, Jum'at sesudah sembahyang Jum'at, lapangan sekitar masjid Baitul Rakhman sudah penuh orang.
Orang biasa, rakyat, penduduk dan penguasa setempat sudah berjubel mengambil tempat masing-masing.
Orang-orang menantikan saat yang paling genting dan mendebarkan.
Abu Nawas dengan langkah yang sangat gagah dan tak ragu, menaiki tangga menara tertinggi dan orang-orang melihat dengan mata yang tak berkedip, terpaku dan menyatu mengikuti langkah tubuh Abu Nawas.
Ketika Abu Nawas sampai pada puncak tertinggi, dia melihat lurus dan terkadang ke bawah yang penuh orang.
Badan dan kedua belah tangannya merentang lurus seakan-akan benar mau terbang.
Orang-orang yang ada di bawah dengan seksama memperhatikan dan Abu Nawas terus dan berulang-ulang merentangkan tangannya dan memajukan badannya seakan-akan terbang dan bagaikan berenang perilaku dan gerak-geriknya.
Sementar orang-orang yang ada di bawah menunggu dengan jantung berdegup dengan kencang.
Akhirnya Abu Nawas menemui mereka dan mereka semua terpana, terpesona, heran dan penuh keraguan apalagi yang mau dibuat ABu Nawas ini.
"Apa semua kalian lihat tadi bagaimana saya mau terbang itu?" tanya Abu Nawas.
"Ya, kami melihat, kamu menggerakkan kedua belah tanganmu dan badanmu bergerak ke depan, tampaknya memang bergaya mau terbang," kata orang banyak.
Bebas
"Lalu apakah saya berbohong bahwa saya mau terbang pada hari Jum'at ini dan di menara tertinggi Masjid Baitul Rakhim ini?" tanya Abu Nawas.
"Ya tidak bohong, kamu betul mau terbang hari ini dan di sini.Tapi kenapa lalu kamu tidak terbang?" kata mereka.
"Yang saya katakan bahwa saya mau terbang.Lalu saya coba, lalu ternyata yang seperti kalian lihat tadi itu," kata ABu Nawas.
"Tapi ternyata kamu tidak bisa terbang," kata mereka.
"Itu soal lain, saya tidak mengatakan bahwa saya mau terbang pada hari Jum'at ini dan di sini.Itu yang saya katakan dan kalian semua tahu hal itu.
Saya katakan bahwa saya mau terbang, hanya itu bukannya terbang," kata ABu Nawas.
Orang-orang saling melihat dan mulut mereka berguman.
Tarikan nafas panjang karena Abu Nawas terlepas dari jeratan hukum.
Orang-orang juga sama membenarkan bahwa Abu Nawas memang tidak berbohong.
Dia melakukan semua yang dia pernah katakan.Tidak berbohong dan menepati janji.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Kali ini adalah Raja Harun Ar-Rasyid yang termakan tipuannya.
Abu Nawas bebas dari hukuman Raja setelah berjanji bahwa ia akan terbang.
Berikut Kisahnya:
Karena di anggap terlalu mengkritik kepemimpinan Raja Harun, maka Abu Nawas ditangkap karena ia dituduh telah melakukan sesuatu yang membahayakan kerajaan sehingga harus dihukum.
Namun demikian, Abu Nawas selalu punya alasan untuk meloloskan diri dari hukuman itu.
Ia mengaku kepada pengawal kerajaan bahwa ia memiliki ilmu tinggi dan ia akan terbang.
Kabar Abu Nawas akan terbang akhirnya terdengar oleh Raja Harun.
"Mana mungkin Abu Nawas akan terbang, dia tidak punya sayap, tidak punya alat-alat khusus, apakah ia punya ilmu khusus?" kata Raja Harun kepada pengawalnya.
"Kami tidak tahu paduka, tetapi Abu Nawas sangat meyakinkan," jawab pengawal.
Hingga dibawalah Abu Nawas menghadap Sang Raja.
"Abu Nawas, betulkah kamu mau terbang?" tanya Raja.
"Ya Tuanku, memang saya mau terbang," jawab Abu Nawas.
"Kapan? dan dimana?" tanya Raja secara beruntun.
"Hari Juma'at yang akan datang ini, dan dari menara Masjid Baitul Rakhim, tak jauh dari rumah saya, jika raja mengijinkan," jawab Abu Nawas.
Akhirnya Sang Raja mengijinkan dan bahkan ia berjanji akan membebaskan Abu Nawas jika bisa terbang.
Akan tetapi jika Abu Nawas tak bisa membuktikan, maka hukumannya akan ditambah 100 lecutan rotan, daun kuping dipotong dan hukuman gantung.
Akan Terbang
Pada hari yang sudah dinantikan, Jum'at sesudah sembahyang Jum'at, lapangan sekitar masjid Baitul Rakhman sudah penuh orang.
Orang biasa, rakyat, penduduk dan penguasa setempat sudah berjubel mengambil tempat masing-masing.
Orang-orang menantikan saat yang paling genting dan mendebarkan.
Abu Nawas dengan langkah yang sangat gagah dan tak ragu, menaiki tangga menara tertinggi dan orang-orang melihat dengan mata yang tak berkedip, terpaku dan menyatu mengikuti langkah tubuh Abu Nawas.
Ketika Abu Nawas sampai pada puncak tertinggi, dia melihat lurus dan terkadang ke bawah yang penuh orang.
Badan dan kedua belah tangannya merentang lurus seakan-akan benar mau terbang.
Orang-orang yang ada di bawah dengan seksama memperhatikan dan Abu Nawas terus dan berulang-ulang merentangkan tangannya dan memajukan badannya seakan-akan terbang dan bagaikan berenang perilaku dan gerak-geriknya.
Sementar orang-orang yang ada di bawah menunggu dengan jantung berdegup dengan kencang.
Akhirnya Abu Nawas menemui mereka dan mereka semua terpana, terpesona, heran dan penuh keraguan apalagi yang mau dibuat ABu Nawas ini.
"Apa semua kalian lihat tadi bagaimana saya mau terbang itu?" tanya Abu Nawas.
"Ya, kami melihat, kamu menggerakkan kedua belah tanganmu dan badanmu bergerak ke depan, tampaknya memang bergaya mau terbang," kata orang banyak.
Bebas
"Lalu apakah saya berbohong bahwa saya mau terbang pada hari Jum'at ini dan di menara tertinggi Masjid Baitul Rakhim ini?" tanya Abu Nawas.
"Ya tidak bohong, kamu betul mau terbang hari ini dan di sini.Tapi kenapa lalu kamu tidak terbang?" kata mereka.
"Yang saya katakan bahwa saya mau terbang.Lalu saya coba, lalu ternyata yang seperti kalian lihat tadi itu," kata ABu Nawas.
"Tapi ternyata kamu tidak bisa terbang," kata mereka.
"Itu soal lain, saya tidak mengatakan bahwa saya mau terbang pada hari Jum'at ini dan di sini.Itu yang saya katakan dan kalian semua tahu hal itu.
Saya katakan bahwa saya mau terbang, hanya itu bukannya terbang," kata ABu Nawas.
Orang-orang saling melihat dan mulut mereka berguman.
Tarikan nafas panjang karena Abu Nawas terlepas dari jeratan hukum.
Orang-orang juga sama membenarkan bahwa Abu Nawas memang tidak berbohong.
Dia melakukan semua yang dia pernah katakan.Tidak berbohong dan menepati janji.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Kesombongan Iblis
Sebagai selingan akan Tersedunia, kali ini penulis akan mencoba menulis tentang kesombongan Iblis.
Mohon maaf kalau ada kekeliruan dalam opini penulisan tentang Kesombongan Iblis ini.
Seperti kita ketahui bersama bahwa gembong kesesatan yang pertama adalah Iblis.
Dia berasal dari bangsa jin yang telah diciptakan Allah SWT sebelum manusia.
Bersama malaikat, dia ikut menyaksikan penciptaan manusia pertama, yaitu Nabi Adam as.
Ketika Allah memerintahkan mereka bersujud kepada Adam as, hanya Iblis yang menolak.
Al-Qur'an telah mengabadikan kecongkakan Iblis di hadapan Allah SWT.
Allah berfirman,
"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?"
Iblis menjawab,
"Aku lebih baik daripadanya.
Engkau ciptakan aku dari api sedang Engkau ciptakan dia dari tanah."
(QS. Al-A'raaf:12).
Betapa sombongnya Iblis itu.
Padahal itu adalah perintah langsung dari Sang Pencipta.
Sombong...
Allah SWT menyuruh Iblis dan Malaikat untuk sujud tentu ada sesuatu yang lebih, sesuatu yang beda di diri Nabi Adam as.
BUKTI KELEBIHAN ADAM as.
Allah juga telah menunjukkan kelebihan Nabi Adam di hadapan Iblis.
Saat itu pula Allah memerintahkan Nabi Adam menyebutkan benda-benda yang ada di sekitarnya, dan mampu Nabi Adam menyebutnya satu persatu.
Ya...namanya juga sombong yang sudah mendarah daging, meski bukti kelebihan Nabi Adam telah ditampakkan langsung, masih saja Iblis merasa lebih baik.
Masih ingat kan kisah Raja dari segala raja yang pernah hidup di muka bumi ini.
Nabi Sulaiman.
Ya dialah Nabi Sulaiman yang banyak punggawanya, termasuk bangsa Jin yang tunduk kepada Nabi yang satu ini.
Riwayatnya, ada seorang alim yang lebih hebat ketimbang jin dan bangsanya termasuk Jin Ifrit yang terkenal kuat.
Ifrit mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari duduknya.
Namun ada seorang alim yang berkata bahwa dia mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis sebelum Nabi Sulaiman berkedip.
Subhanallah...
Cepat sekali orang alim ini mengalahkan Jin Ifrit.
Ada pula riwayat yang menyebutkan bahwa Iblis pernah berdialog dengan Nabi Musa dan ingin bertaubat.
Namun syarat yang harus dipenuhi Iblis berat untuk dilakukan, yaitu agar Iblis sujud ke makam Nabi Adam.
Iblis menolaknya juga.
Sombong sekali...
KESOMBONGAN TIADA BATASNYA.
Kesombongan Iblis bukan hanya menunjukkan kecongkakannya, akan tetapi juga menunjukkan kepada kita bahwa sombong itu tiada batasnya.
Iblis bukan hanya merasa lebih hebat daripada Nabi Adam as, tetapi juga merasa lebih tahu daripada Allah.
Iblis mencoba berargumen dengan Allah, mengatakan bahwa dirinya lebih baik karena diciptakan dari api, sedangkan manusia diciptakan dari tanah.
Seolah-olah masih ada hal yang tidak diketahui oleh Allah SWT, dan baru diketahui ketika Iblis mengatakannya.
Kita tidak tahu persis apa yang terjadi dalam pikiran Iblis ketika ia menolak perintah Allah tersebut.
Yang jelas, Iblis benar-benar bersikap sombong.
"Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan."
(HR.Muslim).
Iblis telah benar-benar sombong karena menolak kebenaran yaitu menolak perintah Allah dan meremehkan Nabi Adam as.
Benarlah peringatan Allah SWT melalui Rasul-Nya.
Rasulullah SAW bersabda,
Allah SWT berfirman:
'Kesombongan adalah pakaikan-Ku, sedangkan kebesaran adalah selendang-Ku, maka siapa saja yang mencabut salah satu dari dua hal itu, maka ia akan Aku lemparkan ke neraka.'
(HR. Ibnu Majah).source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Mohon maaf kalau ada kekeliruan dalam opini penulisan tentang Kesombongan Iblis ini.
Seperti kita ketahui bersama bahwa gembong kesesatan yang pertama adalah Iblis.
Dia berasal dari bangsa jin yang telah diciptakan Allah SWT sebelum manusia.
Bersama malaikat, dia ikut menyaksikan penciptaan manusia pertama, yaitu Nabi Adam as.
Ketika Allah memerintahkan mereka bersujud kepada Adam as, hanya Iblis yang menolak.
Al-Qur'an telah mengabadikan kecongkakan Iblis di hadapan Allah SWT.
Allah berfirman,
"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?"
Iblis menjawab,
"Aku lebih baik daripadanya.
Engkau ciptakan aku dari api sedang Engkau ciptakan dia dari tanah."
(QS. Al-A'raaf:12).
Betapa sombongnya Iblis itu.
Padahal itu adalah perintah langsung dari Sang Pencipta.
Sombong...
Allah SWT menyuruh Iblis dan Malaikat untuk sujud tentu ada sesuatu yang lebih, sesuatu yang beda di diri Nabi Adam as.
BUKTI KELEBIHAN ADAM as.
Allah juga telah menunjukkan kelebihan Nabi Adam di hadapan Iblis.
Saat itu pula Allah memerintahkan Nabi Adam menyebutkan benda-benda yang ada di sekitarnya, dan mampu Nabi Adam menyebutnya satu persatu.
Ya...namanya juga sombong yang sudah mendarah daging, meski bukti kelebihan Nabi Adam telah ditampakkan langsung, masih saja Iblis merasa lebih baik.
Masih ingat kan kisah Raja dari segala raja yang pernah hidup di muka bumi ini.
Nabi Sulaiman.
Ya dialah Nabi Sulaiman yang banyak punggawanya, termasuk bangsa Jin yang tunduk kepada Nabi yang satu ini.
Riwayatnya, ada seorang alim yang lebih hebat ketimbang jin dan bangsanya termasuk Jin Ifrit yang terkenal kuat.
Ifrit mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari duduknya.
Namun ada seorang alim yang berkata bahwa dia mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis sebelum Nabi Sulaiman berkedip.
Subhanallah...
Cepat sekali orang alim ini mengalahkan Jin Ifrit.
Ada pula riwayat yang menyebutkan bahwa Iblis pernah berdialog dengan Nabi Musa dan ingin bertaubat.
Namun syarat yang harus dipenuhi Iblis berat untuk dilakukan, yaitu agar Iblis sujud ke makam Nabi Adam.
Iblis menolaknya juga.
Sombong sekali...
KESOMBONGAN TIADA BATASNYA.
Kesombongan Iblis bukan hanya menunjukkan kecongkakannya, akan tetapi juga menunjukkan kepada kita bahwa sombong itu tiada batasnya.
Iblis bukan hanya merasa lebih hebat daripada Nabi Adam as, tetapi juga merasa lebih tahu daripada Allah.
Iblis mencoba berargumen dengan Allah, mengatakan bahwa dirinya lebih baik karena diciptakan dari api, sedangkan manusia diciptakan dari tanah.
Seolah-olah masih ada hal yang tidak diketahui oleh Allah SWT, dan baru diketahui ketika Iblis mengatakannya.
Kita tidak tahu persis apa yang terjadi dalam pikiran Iblis ketika ia menolak perintah Allah tersebut.
Yang jelas, Iblis benar-benar bersikap sombong.
"Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan."
(HR.Muslim).
Iblis telah benar-benar sombong karena menolak kebenaran yaitu menolak perintah Allah dan meremehkan Nabi Adam as.
Benarlah peringatan Allah SWT melalui Rasul-Nya.
Rasulullah SAW bersabda,
Allah SWT berfirman:
'Kesombongan adalah pakaikan-Ku, sedangkan kebesaran adalah selendang-Ku, maka siapa saja yang mencabut salah satu dari dua hal itu, maka ia akan Aku lemparkan ke neraka.'
(HR. Ibnu Majah).source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Mengobati Penyakit Aneh
Kali ini tersedunia akan menyajikan tentang cara mengobati penyakit aneh yang di derita oleh pangeran.
Al Kisah...
Sang Pangeran sedang sakit.
Puluhan tabib telah dikerahkan untuk menyembuhkan pangeran.
Namun...
Apa yang terjadi sungguh mengherankan karena jangankan mengobati penyakit pangeran.
Mengetahui penyakitnya saja tidak tahu.
Para tabib yang terkenal menyerah tanpa bisa berbuat banyak.
Maka tak ada jalan keluar, kecuali mengadakan sayembara.
Raja memerintahkan agar sayembara diumumkan secepatnya.
Sayembara ini boleh di ikuti oleh rakyat dari semua lapisan.
Tak terkecuali oleh para penduduk negeri tetangga.
Sayembara yang menyediakan hadiah menggiurkan ini dalam waktu beberapa hari saja berhasil menyerap ratusan peserta.
Namun dari ratusan peserta itu tak ada satu pun dari mereka yang berhasil mengobati sang pangeran.
Akhirnya...
Sebagai sahabat dekat, Baginda Raja Harun Al-Rasyid menawarkan jasa baik untuk menolong sang putra mahkota.
Baginda Harun Al-Rasyid mengatakan bahwa salah seorang rakyatnya yang bernama Abu Nawas mungkin bisa menolong, karena selama ini belum pernah ada masalah yang tidak berhasil dipecahkannya.
Hayo...
Kena lagi tuh si Abu Nawas.
Harus mentaati perintah Baginda Raja Harun Al-Rasyid.
Kalau tidak bisa, dipotong nanti kepalanya.
Hukuman pancung...
Raja sahabat Baginda Harun Al-Rasyid menerima usul itu dengan penuh harapan.
Abu Nawas pun segera diundang ke negeri tetangga.
Abu Nawas sadar sesadar-sadarnya bahwa dirinya bukan tabib.
Dari itu ia tidak membawa peralatan apa-apa.
Para tabib yang ada di istana tercengang karena Abu Nawas yang datang tanpa peralatan yang mungkin diperlukan.
Mereka berfikir mungkinkag orang macam Abu Nawas ini bisa mengobati penyakit sang pangeran ya.
Sedangkan para tabib yang terkenal dengan perlengkapan lengkap saja tak mampu mengobati penyakit sang pangeran, bahkan penyakitnya saja tak diketahui sakit apa.
Bisa tidak ya Abu Nawas Mengobati Penyakit Sang Pangeran.
Semua pandangan tertuju ke Abu Nawas, namun Abu Nawas tidak begitu memperdulikannya.
Abu Nawas dipersilahkan memasuki kamar sang pangeran yang sedang terbaring.
Ia menghampiri pangeran dan duduk di sisinya.
Dialog Abu Nawas.
Setelah Abu Nawas dan pangeran saling berpandangan beberapa saat, Abu Nawas berkata,
"Saya membutuhkan seorang tua yang di masa mudanya sering menyusuri pelosok negeri."
Dan orang tua yang di inginkan Abu Nawas didatangkan.
"Sebutkan satu persatu nama-nama desa di daerah selatan," perintah Abu Nawas kepada orang tua itu.
Ketika orang tua itu menyebutkan nama-nama desa bagian selatan, Abu Nawas menempelkan telinganya di dada sang pangeran.
Kemudian Abu Nawas memerintahkan agar menyebutkan bagian utara, barat dan timur.
Setelah semua bagian negeri disebutkan, Abu Nawas mohong agar di izinkan mengunjungi sebuah desa di sebelah utara.
Raja pun merasa heran.
"Engkau kuundang kesini bukan untuk bertamasya," kata Raja.
"Hamba tidak bermaksud berlibur yang mulia," jawab Abu Nawas.
Tetapi aku belum paham wahai Abu Nawas," kilah Raja.
"Maafkan hamba, paduka yang mulia, rasanya kurang bijaksana kalau hamba jelaskan sekarang," jawab Abunawas.
Rajapun akhirnya memberi ijin kepada Abunawas untuk pergi ke desa sebelah utara.
Selama 2 hari abunawas pergi, dan sekembalinya ke istana, dia langsung menemui sang pangeran.
Abu Nawas membisikkan sesuatu ke pangeran, kemudian menempelkan telinganya ke dada sang pangeran.
Lalu Abu nawas menghampiri raja.
"Apakah yang Mulia masih menginginkan sang pangeran tetap hidup?" tanya Abu Nawas.
"Apa maksudmu?" balas Raja bertanya.
"Sang pangeran sedang jatuh cinta pada seorang gadis desa di sebelah utara negeri ini," jelas abunawas.
"Bagaimana kau tahu?" tanya Raja.
"Ketika nama-nama desa di seluruh negeri disebutkan, tiba-tiba degup jantungnya bertambah keras ketika mendengarkan nama sebuah desa di bagian utara negeri ini.
Dan sang pangeran tidak berani mengutarakannya kepada baginda."
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Raja.
"Mengawinkan pangeran dengan gadis desa itu."
"Kalau tidak?" kata Raja penuh ragu.
"Cinta itu buta Baginda, bila kita berusaha mengobati kebutaannya, maka ia akan mati."
Aha..
Rupanya saran Abunawas tidak bisa ditolak oleh Raja.
Sang Pangeran adalah putra satu-satunya yang merupakan pewaris tunggal kerajaan.
Abunawas benar.
Begitu mendengar persetujuan Sang Raja, sang pangeran berangsur-angsur pulih.
Sebagai tanda terima kasih, Raja memberi Abunawas sebuah permata amat indah..
Selamat ya Pak Abu..
Jangan lupa yang menulis ini diciprati sedikit saja permatanya ya....
Itulah tersedunia yang mengobati penyakit aneh.
Maaf kalau ada kata yang kurang berkenan.
Ini kan hanya sebuah cerita, dongeng Abu Nawas belaka sob.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Al Kisah...
Sang Pangeran sedang sakit.
Puluhan tabib telah dikerahkan untuk menyembuhkan pangeran.
Namun...
Apa yang terjadi sungguh mengherankan karena jangankan mengobati penyakit pangeran.
Mengetahui penyakitnya saja tidak tahu.
Para tabib yang terkenal menyerah tanpa bisa berbuat banyak.
Maka tak ada jalan keluar, kecuali mengadakan sayembara.
Raja memerintahkan agar sayembara diumumkan secepatnya.
Sayembara ini boleh di ikuti oleh rakyat dari semua lapisan.
Tak terkecuali oleh para penduduk negeri tetangga.
Sayembara yang menyediakan hadiah menggiurkan ini dalam waktu beberapa hari saja berhasil menyerap ratusan peserta.
Namun dari ratusan peserta itu tak ada satu pun dari mereka yang berhasil mengobati sang pangeran.
Akhirnya...
Sebagai sahabat dekat, Baginda Raja Harun Al-Rasyid menawarkan jasa baik untuk menolong sang putra mahkota.
Baginda Harun Al-Rasyid mengatakan bahwa salah seorang rakyatnya yang bernama Abu Nawas mungkin bisa menolong, karena selama ini belum pernah ada masalah yang tidak berhasil dipecahkannya.
Hayo...
Kena lagi tuh si Abu Nawas.
Harus mentaati perintah Baginda Raja Harun Al-Rasyid.
Kalau tidak bisa, dipotong nanti kepalanya.
Hukuman pancung...
Raja sahabat Baginda Harun Al-Rasyid menerima usul itu dengan penuh harapan.
Abu Nawas pun segera diundang ke negeri tetangga.
Abu Nawas sadar sesadar-sadarnya bahwa dirinya bukan tabib.
Dari itu ia tidak membawa peralatan apa-apa.
Para tabib yang ada di istana tercengang karena Abu Nawas yang datang tanpa peralatan yang mungkin diperlukan.
Mereka berfikir mungkinkag orang macam Abu Nawas ini bisa mengobati penyakit sang pangeran ya.
Sedangkan para tabib yang terkenal dengan perlengkapan lengkap saja tak mampu mengobati penyakit sang pangeran, bahkan penyakitnya saja tak diketahui sakit apa.
Bisa tidak ya Abu Nawas Mengobati Penyakit Sang Pangeran.
Semua pandangan tertuju ke Abu Nawas, namun Abu Nawas tidak begitu memperdulikannya.
Abu Nawas dipersilahkan memasuki kamar sang pangeran yang sedang terbaring.
Ia menghampiri pangeran dan duduk di sisinya.
Dialog Abu Nawas.
Setelah Abu Nawas dan pangeran saling berpandangan beberapa saat, Abu Nawas berkata,
"Saya membutuhkan seorang tua yang di masa mudanya sering menyusuri pelosok negeri."
Dan orang tua yang di inginkan Abu Nawas didatangkan.
"Sebutkan satu persatu nama-nama desa di daerah selatan," perintah Abu Nawas kepada orang tua itu.
Ketika orang tua itu menyebutkan nama-nama desa bagian selatan, Abu Nawas menempelkan telinganya di dada sang pangeran.
Kemudian Abu Nawas memerintahkan agar menyebutkan bagian utara, barat dan timur.
Setelah semua bagian negeri disebutkan, Abu Nawas mohong agar di izinkan mengunjungi sebuah desa di sebelah utara.
Raja pun merasa heran.
"Engkau kuundang kesini bukan untuk bertamasya," kata Raja.
"Hamba tidak bermaksud berlibur yang mulia," jawab Abu Nawas.
Tetapi aku belum paham wahai Abu Nawas," kilah Raja.
"Maafkan hamba, paduka yang mulia, rasanya kurang bijaksana kalau hamba jelaskan sekarang," jawab Abunawas.
Rajapun akhirnya memberi ijin kepada Abunawas untuk pergi ke desa sebelah utara.
Selama 2 hari abunawas pergi, dan sekembalinya ke istana, dia langsung menemui sang pangeran.
Abu Nawas membisikkan sesuatu ke pangeran, kemudian menempelkan telinganya ke dada sang pangeran.
Lalu Abu nawas menghampiri raja.
"Apakah yang Mulia masih menginginkan sang pangeran tetap hidup?" tanya Abu Nawas.
"Apa maksudmu?" balas Raja bertanya.
"Sang pangeran sedang jatuh cinta pada seorang gadis desa di sebelah utara negeri ini," jelas abunawas.
"Bagaimana kau tahu?" tanya Raja.
"Ketika nama-nama desa di seluruh negeri disebutkan, tiba-tiba degup jantungnya bertambah keras ketika mendengarkan nama sebuah desa di bagian utara negeri ini.
Dan sang pangeran tidak berani mengutarakannya kepada baginda."
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Raja.
"Mengawinkan pangeran dengan gadis desa itu."
"Kalau tidak?" kata Raja penuh ragu.
"Cinta itu buta Baginda, bila kita berusaha mengobati kebutaannya, maka ia akan mati."
Aha..
Rupanya saran Abunawas tidak bisa ditolak oleh Raja.
Sang Pangeran adalah putra satu-satunya yang merupakan pewaris tunggal kerajaan.
Abunawas benar.
Begitu mendengar persetujuan Sang Raja, sang pangeran berangsur-angsur pulih.
Sebagai tanda terima kasih, Raja memberi Abunawas sebuah permata amat indah..
Selamat ya Pak Abu..
Jangan lupa yang menulis ini diciprati sedikit saja permatanya ya....
Itulah tersedunia yang mengobati penyakit aneh.
Maaf kalau ada kata yang kurang berkenan.
Ini kan hanya sebuah cerita, dongeng Abu Nawas belaka sob.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Jumat, 28 September 2012
Kaya Tanpa Bekerja
Setiap orang pasti butuh uang.
Tersedunia kali ini menceritakan tentang petualangan Abu Nawas yang kaya tanpa bekerja.
Sekilas Rumah Tangga Abu Nawas.
Kehidupan Abu Nawas memang tak seberuntung kawan-kawannya yang lain ataupun para saudagar yang pernah ditemuinya.
Abu Nawas hidup dalam rumah yang sangat sederhana dan tidak memiliki harta benda yang melimpah ruah.
Walau pun begitu Abu Nawas selalu ikhlas dan mampu melewati setiap rintangan yang dijumpai dalam kehidupannya.
Abu Nawas tinggal serumah bersama dengan seorang istri.
Abu Nawas dapat pula meyakinkan istrinya bahwa akan selalu ada jalan bagi mereka yang ikhlas menjalani rintangan yang diberikan Allah SWT.
BERDOA.
Suatu hari istri Abu Nawas mengeluh atas kehidupan yang dijalaninya.
Dirinya mengaku tak kuasa lagi dengan beban hidup yang ditanggungnya.
Istri Abu Nawas mengeluh karena suaminya tak memiliki penghasilan sehingga tak mampu memberinya nafkah.
"Suamiku, kapan kau berikan sebuah gaun indah.
Hidupmu hanya kau habiskan untuk berdoa saja," ucap istri Abu Nawas.
"Tapi semuanya kulakukan dengan ikhlas hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT," jawab Abu Nawas.
"Kalau begitu, mintalah upah kepada Allah SWT," sahut istri Abu Nawas.
Seketika itu juga, Abu Nawas langsung pergi ke pekarangan rumahnya.
Dengan berbekal alat peribadatan yang lengkap, Abu Nawas mulai bersujud untuk menyampaikan permohonan-permohonannya kepada Allah SWT.
"Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!" ujar Abu Nawas dengan suara lantang dan dilakukannya berulang-ulang.
Rupanya suara Abu Nawas terdengar oleh salah seorang tetangganya yang sedang beristirahat di depan rumah.
Tak lama kemudian, tetangga Abu Nawas memiliki keinginan untuk berbuat usil dengan melemparkan seratus keping perak ke kepala Abu Nawas.
"Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!" teriak Abu Nawas untuk kesekian kalinya dan diikuti sebuah koin seratus perak jatuh tepat di atas kepalanya.
Abu Nawas yang terkejut, langsung lari ke dalam rumah sambil membawa uang yang baru saja di dapatkan kepada istrinya.
"Istriku, aku memang wali Allah dan aku baru saja mendapatkan upah dari Allah SWT," tutur Abu Nawas.
Tapi tetangga Abu Nawas tadi tidak terima kalau uang yang dilemparkannya tadi menjadi milik Abu Nawas.
Oleh karena itu, pintu rumah Abu Nawas langsung digedor oleh tetangganya tadi.
"Hai Abu Nawas, kembalikan uang yang baru saja aku lemparkan tadi.
Itu milikku!" ucap tetangga itu.
MENANG DALAM SIDANG.
"Bagaimana mungkin uang itu milikmu.
Aku memohon kepada Allah dan uang yang jatuh itu pasti jawaban dari Allah," jawab Abu Nawas.
Tetangga yang usil tadi tidak terima dan mengajak Abu Nawas agar diselesaikan dipengadilan.
Tak lama kemudian mereka sudah di pengadilan dan menjalani sidang.
"Apa pembelaanmu wahai Abu Nawas?" tanya Hakim.
"Tetangga saya ini gila Tuan Hakim.
Ia pikir semua yang ada di dunia ini adalah miliknya.
Coba saja tanyakan misalnya jubah saya, kuda saya, tentu semua diakui sebagai miliknya," jawab Abu Nawas.
"Tapi itu semua memang milikku!" teriak tetangganya yang kaget akan pernyataan Abu Nawas tersebut.
Bagi sang hakim, bukti-bukti yang diterimanya sudah cukup untuk memutuskan siapa yang benar dan siapa yang salah.
Hakim memutuskan bahwa Abu Nawas menang dan uang yang jatuh di kepalanya menjadi miliknya.
Ha ha ha...
Itulah kisah si Abu Nawas.
Lucu juga.
Hikmah yang bisa diambil:
-Selalu berdoa dengan ikhlas.
-Kerjalah kalau ingin mendapat uang.
-Jangan usil ke tetangga.
-Harta di dunia hanya titipan jangan lupa sedekah.
Salam.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Tersedunia kali ini menceritakan tentang petualangan Abu Nawas yang kaya tanpa bekerja.
Sekilas Rumah Tangga Abu Nawas.
Kehidupan Abu Nawas memang tak seberuntung kawan-kawannya yang lain ataupun para saudagar yang pernah ditemuinya.
Abu Nawas hidup dalam rumah yang sangat sederhana dan tidak memiliki harta benda yang melimpah ruah.
Walau pun begitu Abu Nawas selalu ikhlas dan mampu melewati setiap rintangan yang dijumpai dalam kehidupannya.
Abu Nawas tinggal serumah bersama dengan seorang istri.
Abu Nawas dapat pula meyakinkan istrinya bahwa akan selalu ada jalan bagi mereka yang ikhlas menjalani rintangan yang diberikan Allah SWT.
BERDOA.
Suatu hari istri Abu Nawas mengeluh atas kehidupan yang dijalaninya.
Dirinya mengaku tak kuasa lagi dengan beban hidup yang ditanggungnya.
Istri Abu Nawas mengeluh karena suaminya tak memiliki penghasilan sehingga tak mampu memberinya nafkah.
"Suamiku, kapan kau berikan sebuah gaun indah.
Hidupmu hanya kau habiskan untuk berdoa saja," ucap istri Abu Nawas.
"Tapi semuanya kulakukan dengan ikhlas hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT," jawab Abu Nawas.
"Kalau begitu, mintalah upah kepada Allah SWT," sahut istri Abu Nawas.
Seketika itu juga, Abu Nawas langsung pergi ke pekarangan rumahnya.
Dengan berbekal alat peribadatan yang lengkap, Abu Nawas mulai bersujud untuk menyampaikan permohonan-permohonannya kepada Allah SWT.
"Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!" ujar Abu Nawas dengan suara lantang dan dilakukannya berulang-ulang.
Rupanya suara Abu Nawas terdengar oleh salah seorang tetangganya yang sedang beristirahat di depan rumah.
Tak lama kemudian, tetangga Abu Nawas memiliki keinginan untuk berbuat usil dengan melemparkan seratus keping perak ke kepala Abu Nawas.
"Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!" teriak Abu Nawas untuk kesekian kalinya dan diikuti sebuah koin seratus perak jatuh tepat di atas kepalanya.
Abu Nawas yang terkejut, langsung lari ke dalam rumah sambil membawa uang yang baru saja di dapatkan kepada istrinya.
"Istriku, aku memang wali Allah dan aku baru saja mendapatkan upah dari Allah SWT," tutur Abu Nawas.
Tapi tetangga Abu Nawas tadi tidak terima kalau uang yang dilemparkannya tadi menjadi milik Abu Nawas.
Oleh karena itu, pintu rumah Abu Nawas langsung digedor oleh tetangganya tadi.
"Hai Abu Nawas, kembalikan uang yang baru saja aku lemparkan tadi.
Itu milikku!" ucap tetangga itu.
MENANG DALAM SIDANG.
"Bagaimana mungkin uang itu milikmu.
Aku memohon kepada Allah dan uang yang jatuh itu pasti jawaban dari Allah," jawab Abu Nawas.
Tetangga yang usil tadi tidak terima dan mengajak Abu Nawas agar diselesaikan dipengadilan.
Tak lama kemudian mereka sudah di pengadilan dan menjalani sidang.
"Apa pembelaanmu wahai Abu Nawas?" tanya Hakim.
"Tetangga saya ini gila Tuan Hakim.
Ia pikir semua yang ada di dunia ini adalah miliknya.
Coba saja tanyakan misalnya jubah saya, kuda saya, tentu semua diakui sebagai miliknya," jawab Abu Nawas.
"Tapi itu semua memang milikku!" teriak tetangganya yang kaget akan pernyataan Abu Nawas tersebut.
Bagi sang hakim, bukti-bukti yang diterimanya sudah cukup untuk memutuskan siapa yang benar dan siapa yang salah.
Hakim memutuskan bahwa Abu Nawas menang dan uang yang jatuh di kepalanya menjadi miliknya.
Ha ha ha...
Itulah kisah si Abu Nawas.
Lucu juga.
Hikmah yang bisa diambil:
-Selalu berdoa dengan ikhlas.
-Kerjalah kalau ingin mendapat uang.
-Jangan usil ke tetangga.
-Harta di dunia hanya titipan jangan lupa sedekah.
Salam.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Kisah Malaikat Penjaga Laut
Sebuah Kisah Tentang Malaikat penjaga laut ini di publish karena aku menganggapnya kisah ini dapat memberikan tambahan keimanan akan adanya malaikat.
Sebagai bahan renungan, selain Kisah Abu Nawas ada baiknya ada renungan lain.
Malaikat Allah SWT jumlahnya sangat banyak.
Selain 10 malaikat yang sudah diketahui, ternyata masih banyak malaikat lainnya yang memiliki tugas masing-masing.
Salah satunya adalah malaikat penjaga laut.
Di dalam kitab Irsyadul Ibad dijelaskan bahwa ada seorang Nasrani Paderi yang bertobat dari agamanya (Nasrani).
Orang Nasrani ini memilih masuk Islam.
Keislamannya diawali ketika ia diilhami tentang kebenaran ajaran Islam, sehingga membuatnya bimbang dan ingin berpindah menganut agama Islam.
Karena begitu kuat dorongannya untuk memeluk Islam, akhirnya nasrani ini berangkat ke Makkah dan melakukan Thawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali.
Setelah Thawaf berakhir, ia merasakan guncangan batin yang hebat.
Ia seolah merasakan kenikmatan beribadah daripada sebelumnya.
Karena kondisi puncak keimanan itulah akhirnya ia memutuskan melakukan pengembaraan mencari tempat yang sunyi.
Bertemu Malaikat Laut.
Setiap hari ia berjalan tanpa arah dan tujuan hingga ketika ia sampai di suatu tempat di pinggir laut, ia menghentikan langkahnya.
Saat itu waktu sudah gelap gulita.
Tiba-tiba terdengarlah gemuruh suara seperti suara hewan.
Suasana hatinya bercampur aduk antara takut, was-was dari ancaman binatang yang bisa tiap saat menerkamnya.
Karena itu orang Nasrani ini memutuskan untuk memanjat pohon yang besar.
Akan tetapi di atas pohon, ia tidak bisa tidur dan terlebih lagi pada saat terdengar suara binatang buas yang bersahutan.
Ketika suara itu semakin jelas, ia melihat di permukaan laut ada sebuah makhluk aneh yang sangat besar.
Dia adalah malaikat penjaga laut.
Wujud makhluk itu berkepala seperti burung kasuari tapi berwajah seperti manusia.
Badannya seperti unta yang memiliki punuk, ekornya seperti ikan.
Orang Nasrani itu menganggapnya aneh karena hanya muncul di permukaan laut saja.
Ia kemudian berteriak.
"Hai siapa itu?" begitu teriaknya.
"Wahai manusia, mengapa engkau tidak mengucapkan salam kepadaku?" tegur makhluk itu.
Akhirnya si Nasrani pun mengikuti apa yang diperintahkannya.
Saat ia turun dari pohon, ia terkejut melihat lebih dekat bentuk asli makhluk itu dan ia berniat untuk lari karena takut.
Tapi ia ditegur oleh malaikat itu.
Malaikat Laut Salah Satu Tentara Nabi Khidir a.s.
"Wahai manusia, mengapa engkau lari dariku?
Jika engkau lari niscaya engkau akan binasa," ucapa malaikat laut itu.
Maka berhentilah Nasrani tadi dan kemudian makhluk tersebut mulai memperkenalkan dirinya bahkan ia adalah seorang malaikat yang Allah SWT ciptakan untuk berdiam di atas permukaan laut.
Ia merupakan salah satu bala tentara Allah SWT.
Setiap hari ia selalu melantunkan tasbih.
Malaikat itu juga mengaku sebagai salah satu malaikat bala tentara Nabi Khidir a.s di Lautan.
Orang Nasrani itupercaya, terlebih lagi setelah mengalami peristiwa tersebut, keyakinannya bertambah kuat terhadap Islam.
Ia meyakini bahwa apayang dipegang selama ini (agama Nasrani) adalah keliru, dan Islam lah yang benar menurutnya.
Nabi Khidir a.s berkata,
"Barang siapa yang melantunkan tasbih malaikat tersebut, maka pahalanya seperti pahala makhluk tersebut berdzikir dari awal hingga akhir hayatnya."source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Sebagai bahan renungan, selain Kisah Abu Nawas ada baiknya ada renungan lain.
Malaikat Allah SWT jumlahnya sangat banyak.
Selain 10 malaikat yang sudah diketahui, ternyata masih banyak malaikat lainnya yang memiliki tugas masing-masing.
Salah satunya adalah malaikat penjaga laut.
Di dalam kitab Irsyadul Ibad dijelaskan bahwa ada seorang Nasrani Paderi yang bertobat dari agamanya (Nasrani).
Orang Nasrani ini memilih masuk Islam.
Keislamannya diawali ketika ia diilhami tentang kebenaran ajaran Islam, sehingga membuatnya bimbang dan ingin berpindah menganut agama Islam.
Karena begitu kuat dorongannya untuk memeluk Islam, akhirnya nasrani ini berangkat ke Makkah dan melakukan Thawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali.
Setelah Thawaf berakhir, ia merasakan guncangan batin yang hebat.
Ia seolah merasakan kenikmatan beribadah daripada sebelumnya.
Karena kondisi puncak keimanan itulah akhirnya ia memutuskan melakukan pengembaraan mencari tempat yang sunyi.
Bertemu Malaikat Laut.
Setiap hari ia berjalan tanpa arah dan tujuan hingga ketika ia sampai di suatu tempat di pinggir laut, ia menghentikan langkahnya.
Saat itu waktu sudah gelap gulita.
Tiba-tiba terdengarlah gemuruh suara seperti suara hewan.
Suasana hatinya bercampur aduk antara takut, was-was dari ancaman binatang yang bisa tiap saat menerkamnya.
Karena itu orang Nasrani ini memutuskan untuk memanjat pohon yang besar.
Akan tetapi di atas pohon, ia tidak bisa tidur dan terlebih lagi pada saat terdengar suara binatang buas yang bersahutan.
Ketika suara itu semakin jelas, ia melihat di permukaan laut ada sebuah makhluk aneh yang sangat besar.
Dia adalah malaikat penjaga laut.
Wujud makhluk itu berkepala seperti burung kasuari tapi berwajah seperti manusia.
Badannya seperti unta yang memiliki punuk, ekornya seperti ikan.
Orang Nasrani itu menganggapnya aneh karena hanya muncul di permukaan laut saja.
Ia kemudian berteriak.
"Hai siapa itu?" begitu teriaknya.
"Wahai manusia, mengapa engkau tidak mengucapkan salam kepadaku?" tegur makhluk itu.
Akhirnya si Nasrani pun mengikuti apa yang diperintahkannya.
Saat ia turun dari pohon, ia terkejut melihat lebih dekat bentuk asli makhluk itu dan ia berniat untuk lari karena takut.
Tapi ia ditegur oleh malaikat itu.
Malaikat Laut Salah Satu Tentara Nabi Khidir a.s.
"Wahai manusia, mengapa engkau lari dariku?
Jika engkau lari niscaya engkau akan binasa," ucapa malaikat laut itu.
Maka berhentilah Nasrani tadi dan kemudian makhluk tersebut mulai memperkenalkan dirinya bahkan ia adalah seorang malaikat yang Allah SWT ciptakan untuk berdiam di atas permukaan laut.
Ia merupakan salah satu bala tentara Allah SWT.
Setiap hari ia selalu melantunkan tasbih.
Malaikat itu juga mengaku sebagai salah satu malaikat bala tentara Nabi Khidir a.s di Lautan.
Orang Nasrani itupercaya, terlebih lagi setelah mengalami peristiwa tersebut, keyakinannya bertambah kuat terhadap Islam.
Ia meyakini bahwa apayang dipegang selama ini (agama Nasrani) adalah keliru, dan Islam lah yang benar menurutnya.
Nabi Khidir a.s berkata,
"Barang siapa yang melantunkan tasbih malaikat tersebut, maka pahalanya seperti pahala makhluk tersebut berdzikir dari awal hingga akhir hayatnya."source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Kisah Abu Jahal Dicambuk Malaikat
Blog Tersedunia muncul lagi dengan kisah lain yang tidak kalah menarik untuk dibaca yaitu Kisah Abu Jahal yang dicambuk oleh Malaikat Kubur.
Abu Jahal mati secara mengenaskan dalam perang Badar Kubro.
Dalam perang itu ia ditaklukkan oleh anak muda.
Setelah dikubur, pemuka Quraisy itu mendapatkan siksaan dari malaikat di alam kubur.
Kisahnya...
Dalam sejarah Islam telah dicatat, sahabat Abdurrahman bin Auf menceritakan bahwa ketika ia berada di tengah-tengah Perang Badar Kubro, ia melihat dua anak muda yang gagah berani itu.
Salah satu diantaranya lalu menghampirinya.
"Paman, tunjukkan kepadaku mana Abu Jahal," katanya dengan lantang.
"Anakku, apa yang akan kau perbuat dengannya," tanya Abdurrahman.
"Aku mendengar bahwa ia telah mencela Rasulullah, dan aku pun berjanji kepada Allah seandainya aku melihatnya niscaya aku akan membunuhnya atau aku yang akan mati ditangannya," jawab anak muda itu.
Abu Jahal Kalah dan Mati.
Abdurrahman pun dibuat kaget dibuatnya, lalu pemuda yang satunya lagi memeluknya dan mengatakan hal yang sama kepada Abdurrahman.
Seketika itu juga Abdurrahman melihat Abu Jahal berjalan di tengah kerumunan orang.
"Tidakkah kalian lihat? Itulah orang yang kalian tanyakan tadi," tutur Abdurrahman.
Kedua pemuda itupun saling berlomba mengayunkan pedangnya kepada Abu Jahal hingga keduanya berhasil membunuhnya.
Itulah sekelumit kisah kematian Abu Jahal, dan beberapa lamanya diketahui bahwa Abu Jahal tengah mendapatkan siksa kubur.
Kisah yang mengesankan itu diceritakan oleh sahabat Ibnu Umar r.a.
Suasana Kuburan Abu Jahal.
Pada suatu hari Ibnu Umar melakukan perjalanan dan melewati daerah bekas Perang Badar Kubro.
Ketika sedang melintas di daerah tersebut, tiba-tiba dari dalam tanah yang ada di hadapannya keluar sesosok manusia dan meminta sesuatu darinya.
"Wahai Abdullah, berilah saya air minum. Saya sangat haus," kata sosok manusia itu beberapa kali.
Ibnu Umar seketika bingung apakah orang tersebut memanggila namanya dengan nama Abdullah (Ibnu Umar atau Abdullah Ibnu Umar), ataukah memanggil nama orang lain.
Karena kebiasaan orang Arab, memanggil nama orang yang tidak dikenal dengan panggilan Abdullah juga.
Tak lama kemudian, di dekat orang yang pertama tadi, bangkit juga dari dalam tanah satu sosok dengan membawa sebuah cambuk.
"Wahai Ibnu Umar, jangan engkau beri orang ini air minum dan jangan dengar ucapannya," katanya.
Dicambuk Malaikat.
Lalu sesosok itu mencambuk orang yang pertama bangkit itu hingga orang tersebut kembali masuk ke dalam tanah.
Melihat kejadian itu, Ibnu Umar segera menjumpai Rasulullah SAW dan menceritakan apa yang dialaminya.
Mendengar cerita Ibnu Umar, Rasulullah SAW balik bertanya,
"Benarkah apa yang kamu ceritakan itu tadi wahai Abdullah Ibnu Umar?" tanya Rasulullah SAW.
"Benar ya Rasulallah," jawabnya dengan tegas.
Maka Rasulullah SAW berkata keada Ibnu Umar bahwa orang pertama yang keluar dari dalamtanah itu adalah Abu Jahal yang mati dalam Perang Badar Kubro.
Sedangkan sosok kedua yang keluar dari dalam tanah tersebut adalah seorang malaikat kubur.
Malaikat tersebut menyiksa Abu Jahal karena perbuatan yang dilakukan Abu Jahal semasa hidupnya.
Nauzubillah Min Zalik..source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Abu Jahal mati secara mengenaskan dalam perang Badar Kubro.
Dalam perang itu ia ditaklukkan oleh anak muda.
Setelah dikubur, pemuka Quraisy itu mendapatkan siksaan dari malaikat di alam kubur.
Kisahnya...
Dalam sejarah Islam telah dicatat, sahabat Abdurrahman bin Auf menceritakan bahwa ketika ia berada di tengah-tengah Perang Badar Kubro, ia melihat dua anak muda yang gagah berani itu.
Salah satu diantaranya lalu menghampirinya.
"Paman, tunjukkan kepadaku mana Abu Jahal," katanya dengan lantang.
"Anakku, apa yang akan kau perbuat dengannya," tanya Abdurrahman.
"Aku mendengar bahwa ia telah mencela Rasulullah, dan aku pun berjanji kepada Allah seandainya aku melihatnya niscaya aku akan membunuhnya atau aku yang akan mati ditangannya," jawab anak muda itu.
Abu Jahal Kalah dan Mati.
Abdurrahman pun dibuat kaget dibuatnya, lalu pemuda yang satunya lagi memeluknya dan mengatakan hal yang sama kepada Abdurrahman.
Seketika itu juga Abdurrahman melihat Abu Jahal berjalan di tengah kerumunan orang.
"Tidakkah kalian lihat? Itulah orang yang kalian tanyakan tadi," tutur Abdurrahman.
Kedua pemuda itupun saling berlomba mengayunkan pedangnya kepada Abu Jahal hingga keduanya berhasil membunuhnya.
Itulah sekelumit kisah kematian Abu Jahal, dan beberapa lamanya diketahui bahwa Abu Jahal tengah mendapatkan siksa kubur.
Kisah yang mengesankan itu diceritakan oleh sahabat Ibnu Umar r.a.
Suasana Kuburan Abu Jahal.
Pada suatu hari Ibnu Umar melakukan perjalanan dan melewati daerah bekas Perang Badar Kubro.
Ketika sedang melintas di daerah tersebut, tiba-tiba dari dalam tanah yang ada di hadapannya keluar sesosok manusia dan meminta sesuatu darinya.
"Wahai Abdullah, berilah saya air minum. Saya sangat haus," kata sosok manusia itu beberapa kali.
Ibnu Umar seketika bingung apakah orang tersebut memanggila namanya dengan nama Abdullah (Ibnu Umar atau Abdullah Ibnu Umar), ataukah memanggil nama orang lain.
Karena kebiasaan orang Arab, memanggil nama orang yang tidak dikenal dengan panggilan Abdullah juga.
Tak lama kemudian, di dekat orang yang pertama tadi, bangkit juga dari dalam tanah satu sosok dengan membawa sebuah cambuk.
"Wahai Ibnu Umar, jangan engkau beri orang ini air minum dan jangan dengar ucapannya," katanya.
Dicambuk Malaikat.
Lalu sesosok itu mencambuk orang yang pertama bangkit itu hingga orang tersebut kembali masuk ke dalam tanah.
Melihat kejadian itu, Ibnu Umar segera menjumpai Rasulullah SAW dan menceritakan apa yang dialaminya.
Mendengar cerita Ibnu Umar, Rasulullah SAW balik bertanya,
"Benarkah apa yang kamu ceritakan itu tadi wahai Abdullah Ibnu Umar?" tanya Rasulullah SAW.
"Benar ya Rasulallah," jawabnya dengan tegas.
Maka Rasulullah SAW berkata keada Ibnu Umar bahwa orang pertama yang keluar dari dalamtanah itu adalah Abu Jahal yang mati dalam Perang Badar Kubro.
Sedangkan sosok kedua yang keluar dari dalam tanah tersebut adalah seorang malaikat kubur.
Malaikat tersebut menyiksa Abu Jahal karena perbuatan yang dilakukan Abu Jahal semasa hidupnya.
Nauzubillah Min Zalik..source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Memindahkan Istana
Baginda Raja Harun al-Rasyid baru saja membaca sebuah kitab tentang kehebatan Raja Nabi Sulaiman yang mampu memerintahkan para jin untuk memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya.
Tiba-tiba saja Baginda merasa tertarik.
Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama dengan Raja Sulaiman itu.
Secara tiba-tiba saja baginda ingin agar istananya dipindahkan ke atas gunung agar lebih leluasa melihat pemandangan alam sekitar.
Baginda pun berfikir sejenak, bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan oleh Abu Nawas yang terkenal amat cerdik di negerinya.
Tanpa membuang waktu, Abu Nawas segera dipanggil ke istana menghadap Baginda Raja Harun al-Rasyid.
Setelah menghadap, Baginda Raja berkata,
"Sanggupkah engkau memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?" tanya baginda.
Abu Nawas diluar dugaan tidak langsung menjawab pertanyaan itu.
Ia berfikier sejenak hingga keningnya berkerut.
Dalam hatinya ia berfikir kalau ia tidak mungkin menolak permintaan Baginda, kecuali memang ingin dihukum.
Setelah berfikir, Abu Nawas akhirnya terpaksa menyanggupi permintaan Baginda yang merupakan proyek raksasa itu.
Ada lagi permintaan dari Baginda, bahwa pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu sebulan.
Abu Nawas pun pulang dengan hati menggerutu.
Setiap malam ia hanya berteman dengan bintang dan rembulan saja.
Hari demi hari dilewati dengan kegundahan dengan proyek yang mustahil itu.
Tiada hari yang lebih berat dalam hidup Abu Nawas kecuali hari-hari itu.
tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana.
Ya memang Imam Abu Nawas seorang yang cerdik lagi pandai.
Keesokan harinya Abu Nawas menuju ke istana.
Ia menghadap Baginda untukmembahasa pemindahan istana dan dengan senang hati Baginda akan mendengarkan apa yang diinginkan Abu Nawas.
"Ampun Tuanku, hamba datang kesini hanya untuk mengajukan usul untuk memperlancar pekerjaan hamba nanti," kata Abu Nawas.
"Apa usul itu?" tanya Baginda.
"Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada hari raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang 20 puluh hari lagi." jawab Abu Nawas.
"Kalau hanya itu usulmu, baiklah." kata Baginda.
"Satu lagi Baginda yang mulia." Abu Nawas menambahkan.
"Apa lagi?" tanya Baginda.
"Hamba mohon Baginda menyembelih 10 ekor sapi yang gemuk untuk dibagikan langsung kepada fakir miskin." kata Abu Nawas.
"Usulmu aku terima." kata Baginda yang menyetujui usul Abu Nawas.
Abu Nawas pun pulang dengan perasaan riang gembira.
Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan, toh nanti bila waktunya tiba ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda ke atas gunung.
Jangankan hanya ke puncak gunung, ke dasar samudra pun Abu Nawas sanggupi.
Berita itu mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri.
Hampir semua orang berharap cemas, tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin akan kemampuan Abu Nawas, karena selama ini Abu Nawas belum pernah gagal melaksanakan tugas-tugas aneh yang diberikan kepadanya.
Namun ada juga yang merasa ragu akan keberhasilan Abu Nawas kali ini.
Saat yang dinantikan akhirnya tiba juga.
Rakyat berbondong-bondong menuju lapangan untuk melakukan shalat Idul Qurban.
Dan seusai shalat, 10 sapi sumbangan dari Baginda disembelih lalu dimasak kemudian dibagikan kepada fakir miskin.
Nah kali ini giliran Abu Nawas yang harus melakukan tugas berat itu.
Abu Nawas pun berjalan menuju istana dan diikuti oleh rakyat.
Sesampainya di depan istana, Abu Nawas bertanya kepada Baginda.
"Ampun Tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak ada orangnya lagi?" tanya Abu Nawas.
"Tidak ada." jawab Baginda Raja singkat.
Kemudian Abu Nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana.
Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu.
Akhirnya Baginda Raja tidak sabar juga.
"Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?" tanya Baginda.
"Hamba sudah siap sejak tadi Baginda." jwab Abu Nawas.
"Apa maksudmu sudah siap sejak tadi?
Kalau engkau sudah siap, lalu apa yang engkau tunggu?" tanya Baginda dengan heran.
"Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir untuk diletakkan di atas pundak hamba.
Setelah itu hamba tentu akan memindahkan istana Paduka yang mulia ke atas gunug sesuai permintaan Padukan." jelas Abu Nawas.
Baginda Raja yang mendengar penjelasan Abu Nawas ini merasa terpana.
Dalam hati di berfikir bahwa tiada mungkin seorang manusia pun di muka bumi ini yang menyamai kejayaan Raja Sulaiman.
Betapa cerdiknya si Abu Nawas ini dengan alasan yang masuk akal.
Masih ingat kan, pada saat Rasulullah SAW yang pada waktu shalat diganggu oleh Jin Ifrit, dan Beliau pun ingin menangkap Ifrit itu dan merantainya di tiang masjid.
Namu hal itu tidak Beliau lakukan karena teringat akan doanya Raja Sulaiman yang merupakan Raja dari segala raja yang tidak akan dimiliki oleh seorang pun setelah meninggalnya Nabi Sulaiman.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Tiba-tiba saja Baginda merasa tertarik.
Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama dengan Raja Sulaiman itu.
Secara tiba-tiba saja baginda ingin agar istananya dipindahkan ke atas gunung agar lebih leluasa melihat pemandangan alam sekitar.
Baginda pun berfikir sejenak, bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan oleh Abu Nawas yang terkenal amat cerdik di negerinya.
Tanpa membuang waktu, Abu Nawas segera dipanggil ke istana menghadap Baginda Raja Harun al-Rasyid.
Setelah menghadap, Baginda Raja berkata,
"Sanggupkah engkau memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?" tanya baginda.
Abu Nawas diluar dugaan tidak langsung menjawab pertanyaan itu.
Ia berfikier sejenak hingga keningnya berkerut.
Dalam hatinya ia berfikir kalau ia tidak mungkin menolak permintaan Baginda, kecuali memang ingin dihukum.
Setelah berfikir, Abu Nawas akhirnya terpaksa menyanggupi permintaan Baginda yang merupakan proyek raksasa itu.
Ada lagi permintaan dari Baginda, bahwa pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu sebulan.
Abu Nawas pun pulang dengan hati menggerutu.
Setiap malam ia hanya berteman dengan bintang dan rembulan saja.
Hari demi hari dilewati dengan kegundahan dengan proyek yang mustahil itu.
Tiada hari yang lebih berat dalam hidup Abu Nawas kecuali hari-hari itu.
tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana.
Ya memang Imam Abu Nawas seorang yang cerdik lagi pandai.
Keesokan harinya Abu Nawas menuju ke istana.
Ia menghadap Baginda untukmembahasa pemindahan istana dan dengan senang hati Baginda akan mendengarkan apa yang diinginkan Abu Nawas.
"Ampun Tuanku, hamba datang kesini hanya untuk mengajukan usul untuk memperlancar pekerjaan hamba nanti," kata Abu Nawas.
"Apa usul itu?" tanya Baginda.
"Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada hari raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang 20 puluh hari lagi." jawab Abu Nawas.
"Kalau hanya itu usulmu, baiklah." kata Baginda.
"Satu lagi Baginda yang mulia." Abu Nawas menambahkan.
"Apa lagi?" tanya Baginda.
"Hamba mohon Baginda menyembelih 10 ekor sapi yang gemuk untuk dibagikan langsung kepada fakir miskin." kata Abu Nawas.
"Usulmu aku terima." kata Baginda yang menyetujui usul Abu Nawas.
Abu Nawas pun pulang dengan perasaan riang gembira.
Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan, toh nanti bila waktunya tiba ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda ke atas gunung.
Jangankan hanya ke puncak gunung, ke dasar samudra pun Abu Nawas sanggupi.
Berita itu mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri.
Hampir semua orang berharap cemas, tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin akan kemampuan Abu Nawas, karena selama ini Abu Nawas belum pernah gagal melaksanakan tugas-tugas aneh yang diberikan kepadanya.
Namun ada juga yang merasa ragu akan keberhasilan Abu Nawas kali ini.
Saat yang dinantikan akhirnya tiba juga.
Rakyat berbondong-bondong menuju lapangan untuk melakukan shalat Idul Qurban.
Dan seusai shalat, 10 sapi sumbangan dari Baginda disembelih lalu dimasak kemudian dibagikan kepada fakir miskin.
Nah kali ini giliran Abu Nawas yang harus melakukan tugas berat itu.
Abu Nawas pun berjalan menuju istana dan diikuti oleh rakyat.
Sesampainya di depan istana, Abu Nawas bertanya kepada Baginda.
"Ampun Tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak ada orangnya lagi?" tanya Abu Nawas.
"Tidak ada." jawab Baginda Raja singkat.
Kemudian Abu Nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana.
Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu.
Akhirnya Baginda Raja tidak sabar juga.
"Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?" tanya Baginda.
"Hamba sudah siap sejak tadi Baginda." jwab Abu Nawas.
"Apa maksudmu sudah siap sejak tadi?
Kalau engkau sudah siap, lalu apa yang engkau tunggu?" tanya Baginda dengan heran.
"Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir untuk diletakkan di atas pundak hamba.
Setelah itu hamba tentu akan memindahkan istana Paduka yang mulia ke atas gunug sesuai permintaan Padukan." jelas Abu Nawas.
Baginda Raja yang mendengar penjelasan Abu Nawas ini merasa terpana.
Dalam hati di berfikir bahwa tiada mungkin seorang manusia pun di muka bumi ini yang menyamai kejayaan Raja Sulaiman.
Betapa cerdiknya si Abu Nawas ini dengan alasan yang masuk akal.
Masih ingat kan, pada saat Rasulullah SAW yang pada waktu shalat diganggu oleh Jin Ifrit, dan Beliau pun ingin menangkap Ifrit itu dan merantainya di tiang masjid.
Namu hal itu tidak Beliau lakukan karena teringat akan doanya Raja Sulaiman yang merupakan Raja dari segala raja yang tidak akan dimiliki oleh seorang pun setelah meninggalnya Nabi Sulaiman.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Rabu, 26 September 2012
Peluang Bisnis dari Buah Pepaya California
Buah pepaya sudah tidak asing lagi di tengah-tengah kita, pemanfaatan buah ini telah merambah berbagai kebutuhan hidup. Buah pepaya yang selama ini ada di sekitar kita memiliki ukuran yang cukup besar, tidak akan habis jika dikonsumsi satu orang dalam satu waktu. Padahal menurut ahli gizi buah pepaya yang dikupas terlalu lama akan kehilangan banyak kandungan gizi. Hal inilah yang menjadikanbisnis pepaya California cukup potensial untuk ditekuni. Karena Pepaya California memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan pepaya jenis lain. Rata-rata ukuran pepaya California hanya separuh dari pepaya biasa.
Pepaya California sebenarnya berasal dari Amerika Tengah dan Karibia, namun yang berkembang di Indonesia adalah hasil pemuliaan tanaman dari Pusat Kajian Buah-buahan Tropika- Institut Pertanian Bogor (PKBT-IPB) dengan nama IPB-9. Bisnis budidaya Pepaya California ini cukup menjanjikan dan tengah menjadi incaran banyak orang. Di supermarket besar, harga jual pepaya ini bisa mencapai Rp 8.000 per kilogram (kg). Bandingkan dengan pepaya bangkok yang hanya sekitar Rp 4.000 per kg.
Budidaya Pepaya California mulai menghasilkan buah siap petik pada usia 7 bulan sampai 9 bulan dengan usia produktif selama 28-30 bulan. Jika Pepaya California sudah berproduksi, kita bisa memanen pepaya segar satu minggu sekali. Setiap pohon bisa menghasilkan buah sekitar 50 kg – 80 kg selama usia produktif. Keungulan lain dari bisnis Budidaya Pepaya California adalah penanaman dengan pola pertanian organik,sehingga memiliki nilai tambah.(Galeriukm).
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id
http://tipspetani.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Pepaya California sebenarnya berasal dari Amerika Tengah dan Karibia, namun yang berkembang di Indonesia adalah hasil pemuliaan tanaman dari Pusat Kajian Buah-buahan Tropika- Institut Pertanian Bogor (PKBT-IPB) dengan nama IPB-9. Bisnis budidaya Pepaya California ini cukup menjanjikan dan tengah menjadi incaran banyak orang. Di supermarket besar, harga jual pepaya ini bisa mencapai Rp 8.000 per kilogram (kg). Bandingkan dengan pepaya bangkok yang hanya sekitar Rp 4.000 per kg.
Budidaya Pepaya California mulai menghasilkan buah siap petik pada usia 7 bulan sampai 9 bulan dengan usia produktif selama 28-30 bulan. Jika Pepaya California sudah berproduksi, kita bisa memanen pepaya segar satu minggu sekali. Setiap pohon bisa menghasilkan buah sekitar 50 kg – 80 kg selama usia produktif. Keungulan lain dari bisnis Budidaya Pepaya California adalah penanaman dengan pola pertanian organik,sehingga memiliki nilai tambah.(Galeriukm).
Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id
http://tipspetani.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Award Komentator
Tersedunia telah mendapatkan kembali award komentator dari Ladida Cafe dalam memperingati 100 posts.
Semoga makin sukses sob.
Admin ucapkan thanks sob, meski blog ini sekarang jarang aktif.
Semoga tetap terjalin persahabatan di antara kita khususnya dan semua sobat blogger pada umumnya.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Semoga makin sukses sob.
Admin ucapkan thanks sob, meski blog ini sekarang jarang aktif.
Semoga tetap terjalin persahabatan di antara kita khususnya dan semua sobat blogger pada umumnya.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Menghitung Kematian Tahanan
Kecerdikan Abu Nawas memang sudah tak diragukan lagi, bahkan ketika raja Harun Ar-Rasyid menghadapi masalah, tak segan-segan Abu Nawas dipanggilnya untuk menyelesaikan maslah.
Nah, kali ini Abu Nawas mendapatkan tugas untuk menghitung kematian.
Bagaimana cara Abu Nawas menghitungnya?
Berikut Kisahnya.
Suatu hari, di negeri Seribu Satu Malam, Baghdad, digelarlah acara hajatan besar. Sang Raja Harun Ar-Rasyid pun berniat merayakan pesta ulang tahun kerajaan bersama-sama dengan seluruh rakyatnya. Pada hari yang telah ditunggu tiba, rakyat Baghdad dikumpulkan di depan pendapa istana.
Raja Harun sang penguasa berdiri dan berkata,
"Wahai rakyatku yang tercinta, hari ini kita mengadakan pesta ulang tahun kerajaan. Aku akan memberi hadiah kepada para fakir miskin, aku juga akan memberikan pengampunan kepada para tahanan di penjara dengan mengurangi hukuman menjadi setengah dari sisa hukumannya," seru baginda kepada rakyatnya.
Memberi Keringanan Hukuman pada Tahanan.
Mendengar ucapan sang raja, tentu saja rakyat Baghdad bersuka ria. Mereka segera berpesta bersama dan menyantap aneka makanan yang telah disediakan. Tak berapa lama kemudian, para pengawal istana membagi-bagikan hadiah kepada fakir miskin.
Setelah dipastikan seluruh rakyatnya yang fakir miskin mendapatkan hadiah, raja pun memanggil para tahanan
Tahanan pertama yang mendapatkan kesempatan adalah bernama Sofyan (maaf bila ada kesamaan nama).
"Sofyan, berapa tahun hukumanmu?" tanya baginda.
"Dua tahun Baginda," jawab Sofyan.
"Sudah berapa tahun yang kamu jalani?" tanya baginda lagi.
"Satu tahun Baginda," jawab Sofyan.
"Kalau begitu, sisa hukumanmu yang satu tahun aku kurangi menjadi setengah tahun sehingga hukumanmu tinggal 6 bulan saja," tegas baginda.
Selanjutnya, dipanggillah Ali.
"Berapa tahun hukumanmu Ali?" tanya baginda.
Dengan nada yang sedih, Ali menjawab,
"Mohon ampun Baginda, hamba dihukum seumur hidup," jawab Ali.
Mendengar jawaban Ali tersebut, Baginda menjadi bingung harus menjawab apa untuk mengurangi hukuman Ali.
Di tengah kebingungannya, Raja yang terkenal bijaksana ini teringat dengan Abu Nawas. Akhirnya, dipanggillah Abu Nawas.
Tak berapa lama kemudian, Abu Nawas yang turut serta dalam pesta ulang tahun kerajaan menghampiri sang Raja yang sedang kebingungan itu.
"Abu Nawas, aku ada masalah mengenai hadiah pengampunan bagi Ali. Dia dihukum seumur hidup sedangkan aku berjanji akan memberikan pengampunan setengah dari sisa hukumannya. Padahal aku tidak tahu sampai umur berapa Ali akan hidup. Sekarang aku minta nasehatmu, bagaimana caranya memberi pengampunan kepada Ali dari sisa hukumannya," jelas Raja.
Mendengar penuturan rajanya, Abunawas pun ikut bingung. Dia berpikir, apa bisa mengurangi umur seseorang, padahal dia sendiri tidak tahu sampai kapan umurnya.
"Hamba minta waktu Baginda," ujar Abunawas.
Abu Nawas Mendapat Sekantung Keping Emas.
Mendengar permintaan Abu Nawas, Raja pun akhirnya memberikan kesempatan kepada Abu Nawas untuk berpikir. Raja hanya memberi waktu sehari semalam saja, tidak boleh lebih. Jadi, besok pagi Abu Nawas harus memberikan jawabannya.
Sesampainya di rumah, Abu Nawas pun berpikir keras untuk menemukan pemecahan masalah tersebut. Dia tidak bisa tidur karena selalu kepikiran akan hal itu. Namun, selang beberapa waktu, tampaklah senyuman di bibir Abu Nawas, pertanda solusi telah ditemukan.
Abu Nawas pun malam itu segera masuk ke kamar untuk tidur dengan nyenyak.
Pada pagi-pagi sekali, Abu Nawas telah bangun.
Setelah mandi dan sarapan, dia pun pergi menghadap raja setelah berpamitan dengan istrinya.
"Hamba sudah mendapatkan cara untuk memecahkan masalah si Ali, Baginda.
Begini Baginda, sebaiknya si Ali ini berada di luar penjara dan bisa bebas selama satu hari, lalu pada esoknya, dia dimasukkan lagi ke dalam penjara selama satu hari pula. Lusa juga demikian, sehari bebas, sehari dipenjara, begitu berlangsungterus selama umur si Ali itu," jelas Abu Nawas.
Baginda Raja tersenyum.
"Engkau memang pandai Abu Nawas. Kalau begitu, kamu juga akan aku beri hadiah, yaitu sekantung keping emas," ujar sang Raja.
Setelah itu, Abu Nawas pulang dengan wajah yang ceria.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Nah, kali ini Abu Nawas mendapatkan tugas untuk menghitung kematian.
Bagaimana cara Abu Nawas menghitungnya?
Berikut Kisahnya.
Suatu hari, di negeri Seribu Satu Malam, Baghdad, digelarlah acara hajatan besar. Sang Raja Harun Ar-Rasyid pun berniat merayakan pesta ulang tahun kerajaan bersama-sama dengan seluruh rakyatnya. Pada hari yang telah ditunggu tiba, rakyat Baghdad dikumpulkan di depan pendapa istana.
Raja Harun sang penguasa berdiri dan berkata,
"Wahai rakyatku yang tercinta, hari ini kita mengadakan pesta ulang tahun kerajaan. Aku akan memberi hadiah kepada para fakir miskin, aku juga akan memberikan pengampunan kepada para tahanan di penjara dengan mengurangi hukuman menjadi setengah dari sisa hukumannya," seru baginda kepada rakyatnya.
Memberi Keringanan Hukuman pada Tahanan.
Mendengar ucapan sang raja, tentu saja rakyat Baghdad bersuka ria. Mereka segera berpesta bersama dan menyantap aneka makanan yang telah disediakan. Tak berapa lama kemudian, para pengawal istana membagi-bagikan hadiah kepada fakir miskin.
Setelah dipastikan seluruh rakyatnya yang fakir miskin mendapatkan hadiah, raja pun memanggil para tahanan
Tahanan pertama yang mendapatkan kesempatan adalah bernama Sofyan (maaf bila ada kesamaan nama).
"Sofyan, berapa tahun hukumanmu?" tanya baginda.
"Dua tahun Baginda," jawab Sofyan.
"Sudah berapa tahun yang kamu jalani?" tanya baginda lagi.
"Satu tahun Baginda," jawab Sofyan.
"Kalau begitu, sisa hukumanmu yang satu tahun aku kurangi menjadi setengah tahun sehingga hukumanmu tinggal 6 bulan saja," tegas baginda.
Selanjutnya, dipanggillah Ali.
"Berapa tahun hukumanmu Ali?" tanya baginda.
Dengan nada yang sedih, Ali menjawab,
"Mohon ampun Baginda, hamba dihukum seumur hidup," jawab Ali.
Mendengar jawaban Ali tersebut, Baginda menjadi bingung harus menjawab apa untuk mengurangi hukuman Ali.
Di tengah kebingungannya, Raja yang terkenal bijaksana ini teringat dengan Abu Nawas. Akhirnya, dipanggillah Abu Nawas.
Tak berapa lama kemudian, Abu Nawas yang turut serta dalam pesta ulang tahun kerajaan menghampiri sang Raja yang sedang kebingungan itu.
"Abu Nawas, aku ada masalah mengenai hadiah pengampunan bagi Ali. Dia dihukum seumur hidup sedangkan aku berjanji akan memberikan pengampunan setengah dari sisa hukumannya. Padahal aku tidak tahu sampai umur berapa Ali akan hidup. Sekarang aku minta nasehatmu, bagaimana caranya memberi pengampunan kepada Ali dari sisa hukumannya," jelas Raja.
Mendengar penuturan rajanya, Abunawas pun ikut bingung. Dia berpikir, apa bisa mengurangi umur seseorang, padahal dia sendiri tidak tahu sampai kapan umurnya.
"Hamba minta waktu Baginda," ujar Abunawas.
Abu Nawas Mendapat Sekantung Keping Emas.
Mendengar permintaan Abu Nawas, Raja pun akhirnya memberikan kesempatan kepada Abu Nawas untuk berpikir. Raja hanya memberi waktu sehari semalam saja, tidak boleh lebih. Jadi, besok pagi Abu Nawas harus memberikan jawabannya.
Sesampainya di rumah, Abu Nawas pun berpikir keras untuk menemukan pemecahan masalah tersebut. Dia tidak bisa tidur karena selalu kepikiran akan hal itu. Namun, selang beberapa waktu, tampaklah senyuman di bibir Abu Nawas, pertanda solusi telah ditemukan.
Abu Nawas pun malam itu segera masuk ke kamar untuk tidur dengan nyenyak.
Pada pagi-pagi sekali, Abu Nawas telah bangun.
Setelah mandi dan sarapan, dia pun pergi menghadap raja setelah berpamitan dengan istrinya.
"Hamba sudah mendapatkan cara untuk memecahkan masalah si Ali, Baginda.
Begini Baginda, sebaiknya si Ali ini berada di luar penjara dan bisa bebas selama satu hari, lalu pada esoknya, dia dimasukkan lagi ke dalam penjara selama satu hari pula. Lusa juga demikian, sehari bebas, sehari dipenjara, begitu berlangsungterus selama umur si Ali itu," jelas Abu Nawas.
Baginda Raja tersenyum.
"Engkau memang pandai Abu Nawas. Kalau begitu, kamu juga akan aku beri hadiah, yaitu sekantung keping emas," ujar sang Raja.
Setelah itu, Abu Nawas pulang dengan wajah yang ceria.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Tersedunia | Rahasia Pikiran Manusia
Baginda Raja Harun al Rasyid terlihat murung.
Semua menterinya tidak ada satu pun yang sanggup menemukan jawaban dari 2 pertanyaan Baginda Raja.
Bahkan para penasehat pun merasa tidak mampu memberikan penjelasan yang memuaskan Baginda, padahal Baginda sendiri ingin mengetahui jawaban yang sebenarnya.
Mungkin karena sangat penasaran, para penasehat kerajaan menyarankan agar Abu Nawas saja yang memecahkan 2 teka-teki yang membingungkan itu.
Tidak begitu lamapun Abu Nawas dihadapkan ke Raja.
Baginda mengatakan bahwa akhir-akhir ini beliau sulit tidur karena diganggu oleh keingintahuan mengungkap 2 rahasia alam.
Tuanku yang mulia, sebenarnya rahasia alam yang manakah yang Paduka maksudkan?" tanya Abu Nawas.
"Aku memanggilmu untuk menemukan jawaban dari 2 teka-teki yang selama ini menggoda pikiranku." jelas Baginda.
"Bolehkah hamba mengetahui kedua teka-teki itu, wahai Paduka?" tanya Abu Nawas.
"Yang pertama, dimanakah sebenarnya batas jagad raya ciptaan Tuhan kita?" tanya Baginda.
"Di dalam pikiran, wahai Paduka yang mulia." jawab Abu Nawas tanpa ragu.
"Tuanku yang mulia, ketidakterbatasan itu ada karena adanya keterbatasan.
Dan keterbatasan itu ditanamkan oleh Tuhan di dalam otak manusia.
Dari itu manusia tidak akan pernah tahu dimana batas jagad raya ini karena sesuatu yang terbatas tentu tidak akan mampu mengukur sesuatu yang tidak terbatas." jelas Abu Nawas.
Baginda Raja mulai tersenyum karena puas dengan penjelasan Abu Nawas yang masuk akal itu.
Kemudian Baginda melanjutkan teka-teki yang kedua.
"Wahai Abu Nawas, manakah yang lebih banyak jumlahnya, bintang-bintang di langit ataukah ikan-ikan di laut?" tanya Baginda.
"Ikan-ikan di laut." jawab Abu Nawas dengan gesit.
"Bagaimana kamu bisa langsung memutuskan begitu, apakah kamu pernah menghitung jumlah mereka?" tanya Baginda.
"Paduka yang mulia, bukankah kita semua tahu bahwa ikan-ikan itu setiap hari ditangkapi dalam jumlah yang besar, namun begitu jumlah mereka tetap banyak seolah-olah tidak pernah berkurang saking banyaknya.
Dan bintang-bintang itu tidak pernah jatuh atau hilang meskipun jumlah mereka juga banyak." jelas Abu Nawas meyakinkan.
Seketika itu juga rasa penasaran yang selama ini menghantui Baginda Raja sirna tak berbekas.
Baginda Raja Haru al Rasyid memberi hadiah kepada Abu Nawas dan istrinya pakaian-pakaian yang indah menawan.
Mari kita ambil hikmahnya dari Tersedunia ini sobat, bahwa pikiran kita yang menjadi sebab terjadinya ketidak terbatasan, keangkuhan, sombong serta merasa kurang terhadap apa yang telah diberikan Allah SWT kepada kita.
Syukurilah apa yang telah diberikan Tuhan, maka Insya Allah kita akan diberikan rejeki yang lebih baik dan lebih banyak.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Semua menterinya tidak ada satu pun yang sanggup menemukan jawaban dari 2 pertanyaan Baginda Raja.
Bahkan para penasehat pun merasa tidak mampu memberikan penjelasan yang memuaskan Baginda, padahal Baginda sendiri ingin mengetahui jawaban yang sebenarnya.
Mungkin karena sangat penasaran, para penasehat kerajaan menyarankan agar Abu Nawas saja yang memecahkan 2 teka-teki yang membingungkan itu.
Tidak begitu lamapun Abu Nawas dihadapkan ke Raja.
Baginda mengatakan bahwa akhir-akhir ini beliau sulit tidur karena diganggu oleh keingintahuan mengungkap 2 rahasia alam.
Tuanku yang mulia, sebenarnya rahasia alam yang manakah yang Paduka maksudkan?" tanya Abu Nawas.
"Aku memanggilmu untuk menemukan jawaban dari 2 teka-teki yang selama ini menggoda pikiranku." jelas Baginda.
"Bolehkah hamba mengetahui kedua teka-teki itu, wahai Paduka?" tanya Abu Nawas.
"Yang pertama, dimanakah sebenarnya batas jagad raya ciptaan Tuhan kita?" tanya Baginda.
"Di dalam pikiran, wahai Paduka yang mulia." jawab Abu Nawas tanpa ragu.
"Tuanku yang mulia, ketidakterbatasan itu ada karena adanya keterbatasan.
Dan keterbatasan itu ditanamkan oleh Tuhan di dalam otak manusia.
Dari itu manusia tidak akan pernah tahu dimana batas jagad raya ini karena sesuatu yang terbatas tentu tidak akan mampu mengukur sesuatu yang tidak terbatas." jelas Abu Nawas.
Baginda Raja mulai tersenyum karena puas dengan penjelasan Abu Nawas yang masuk akal itu.
Kemudian Baginda melanjutkan teka-teki yang kedua.
"Wahai Abu Nawas, manakah yang lebih banyak jumlahnya, bintang-bintang di langit ataukah ikan-ikan di laut?" tanya Baginda.
"Ikan-ikan di laut." jawab Abu Nawas dengan gesit.
"Bagaimana kamu bisa langsung memutuskan begitu, apakah kamu pernah menghitung jumlah mereka?" tanya Baginda.
"Paduka yang mulia, bukankah kita semua tahu bahwa ikan-ikan itu setiap hari ditangkapi dalam jumlah yang besar, namun begitu jumlah mereka tetap banyak seolah-olah tidak pernah berkurang saking banyaknya.
Dan bintang-bintang itu tidak pernah jatuh atau hilang meskipun jumlah mereka juga banyak." jelas Abu Nawas meyakinkan.
Seketika itu juga rasa penasaran yang selama ini menghantui Baginda Raja sirna tak berbekas.
Baginda Raja Haru al Rasyid memberi hadiah kepada Abu Nawas dan istrinya pakaian-pakaian yang indah menawan.
Mari kita ambil hikmahnya dari Tersedunia ini sobat, bahwa pikiran kita yang menjadi sebab terjadinya ketidak terbatasan, keangkuhan, sombong serta merasa kurang terhadap apa yang telah diberikan Allah SWT kepada kita.
Syukurilah apa yang telah diberikan Tuhan, maka Insya Allah kita akan diberikan rejeki yang lebih baik dan lebih banyak.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Award Stylish
Blog Tersedunia mendapat award dari sobat Blogger SIneaz dengan Blognya Let me know.
Ini awardnya.
Thanks sob ya.
Ada 4 peraturan yang harus dilaksanakan bagi penerima Award ini, yaitu:
1. Thanks and link to the person who awarded me this award,
Maksudnya, kita harus memberi ucapan terima kasih kepada si pemberi award, yaitu Let me know
Thanks awardnya.
2. Share 8 things about myself,
Maksudnya, kita harus mendeskripsikan tentang diri kita sebanyak 8 point
Apa ya jawabnya..
Ngeblog
Makan
Minum
Merokok
Ngopi
Kerja
Belajar
Beribadah
Itu sajalah ke 8 point from me.
3. Pay it forward to 8 bloggers that I have recently discovered
Maksudnya kita harus membagikan award ini kepada 8 sobat blogger kita.
Aku berikan ke 8 top comment saja untuk top di hari ini.
iffahoet
syamsul rijal
Imtikhan
aciid !!!!!!
Ladida
Anisayu
sibutiz
tian
4. Contact Mereka.
Maksudnya, kita harus menghubungi kepada 8 sobat blogger diatas untuk menerima Award ini dan meneruskannya.
Biar tak jadi beban...penerima award terusan dari Tersedunia ini boleh meneruskannya ke sobat blogger lain atau pun tidak.
Thanks.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Ini awardnya.
Thanks sob ya.

Ada 4 peraturan yang harus dilaksanakan bagi penerima Award ini, yaitu:
1. Thanks and link to the person who awarded me this award,
Maksudnya, kita harus memberi ucapan terima kasih kepada si pemberi award, yaitu Let me know
Thanks awardnya.
2. Share 8 things about myself,
Maksudnya, kita harus mendeskripsikan tentang diri kita sebanyak 8 point
Apa ya jawabnya..
Ngeblog
Makan
Minum
Merokok
Ngopi
Kerja
Belajar
Beribadah
Itu sajalah ke 8 point from me.
3. Pay it forward to 8 bloggers that I have recently discovered
Maksudnya kita harus membagikan award ini kepada 8 sobat blogger kita.
Aku berikan ke 8 top comment saja untuk top di hari ini.
iffahoet
syamsul rijal
Imtikhan
aciid !!!!!!
Ladida
Anisayu
sibutiz
tian
4. Contact Mereka.
Maksudnya, kita harus menghubungi kepada 8 sobat blogger diatas untuk menerima Award ini dan meneruskannya.
Biar tak jadi beban...penerima award terusan dari Tersedunia ini boleh meneruskannya ke sobat blogger lain atau pun tidak.
Thanks.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Selasa, 25 September 2012
Tanam Ginseng Cukup 45 Hari
Siapa yang tak kenal khasiat ginseng gunung? Tumbuhan obat dari Korea itu kini bisa dikembangkan di Indonesia. Universitas Surabaya (Ubaya) menargetkan bisa mulai proses budi daya tanaman itu mulai tahun ini.
Kemarin (7/1), mereka mendatangkan langsung profesor yang ahli dalam bidang ginseng Deok-Chun Yang dari Kyung Hee University untuk memberikan kuliah umum. Pada kuliah umum itu, dipaparkan tentang perkembangan teknologi untuk ginseng. "Dulu, khasiat ginseng gunung hanya bisa dinikmati setelah tanaman tersebut berusia ratusan tahun. Dengan perkembangan teknologi, hanya dalam waktu 45 hari saja sudah bisa dipanen. Tentu efeknya sama," kata Prof Deok-Chun dalam makalahnya.
Dikatakan, ada 18 manfaat penting dalam tanaman ginseng gunung yang dikembangkan itu. Di antaranya, bisa menanggulangi hipertensi, disfungsi ereksi, dan antikanker. Sejumlah penelitian dicantumkan untuk membuktikan hal tersebut.
Rektor Ubaya Prof Joniarto Parung menuturkan, kerja sama itu bisa memberikan dampak positif untuk perkembangan fakultas teknobiologi. Menurut dia, teknologi yang dikembangkan untuk membuat ginseng dapat dipanen dalam waktu singkat itu bisa pula diterapkan untuk tanaman lainnya.
"Nanti akan dibudidayakan di laboratorium di kampus tiga Trawas," kata Prof Joni sambil menunjukkan foto tentang budi daya ginseng di Korea. Dia menjelaskan, tak perlu butuh ruang yang luas untuk mengembangkan ginseng itu. Hanya dengan lab seluas 600 meter persegi sudah bisa dijadikan kebun ginseng. Waktu panen pun relatif singkat, hanya satu bulan setengah.
Dia mengungkapkan, sudah ada dua dosen yang dikirim untuk belajar S-2 secara khusus di Kyung Hee University. Dua dosen lainnya akan dikirim untuk belajar sebagai tenaga laboratorium. Selain menjadi objek penelitian, tanaman itu juga akan dikomersialkan. "Ini pangsa pasar yang cukup menjanjikan," terangnya.
Usai kuliah tamu, rombongan dari Korea mengikuti diskusi ringan di ruang pertemuan. Mereka membahas tindak lanjut program kerja sama dua universitas itu . "Kami memilih Ubaya karena punya fakultas teknobiologi," kata Howard Chung, salah satu anggota dalam rombongan itu.
Dia juga meyakinkan kualitas ginseng yang dibudidayakan dalam lab itu sama dengan ginseng berusia ratusan tahun. "Ginseng gunung itu paling berkhasiat di antara ginseng yang lain," ungkapnya. (jun/fat)
Dikutip dari: Jawa Pos, 8 Januari 2012
http://www.ubaya.ac.id/ubaya/news_detail/838/Tanam-Ginseng-Cukup-45-Hari.html
www.jendelahewan.blogspot.com
Kemarin (7/1), mereka mendatangkan langsung profesor yang ahli dalam bidang ginseng Deok-Chun Yang dari Kyung Hee University untuk memberikan kuliah umum. Pada kuliah umum itu, dipaparkan tentang perkembangan teknologi untuk ginseng. "Dulu, khasiat ginseng gunung hanya bisa dinikmati setelah tanaman tersebut berusia ratusan tahun. Dengan perkembangan teknologi, hanya dalam waktu 45 hari saja sudah bisa dipanen. Tentu efeknya sama," kata Prof Deok-Chun dalam makalahnya.
Dikatakan, ada 18 manfaat penting dalam tanaman ginseng gunung yang dikembangkan itu. Di antaranya, bisa menanggulangi hipertensi, disfungsi ereksi, dan antikanker. Sejumlah penelitian dicantumkan untuk membuktikan hal tersebut.
Rektor Ubaya Prof Joniarto Parung menuturkan, kerja sama itu bisa memberikan dampak positif untuk perkembangan fakultas teknobiologi. Menurut dia, teknologi yang dikembangkan untuk membuat ginseng dapat dipanen dalam waktu singkat itu bisa pula diterapkan untuk tanaman lainnya.
"Nanti akan dibudidayakan di laboratorium di kampus tiga Trawas," kata Prof Joni sambil menunjukkan foto tentang budi daya ginseng di Korea. Dia menjelaskan, tak perlu butuh ruang yang luas untuk mengembangkan ginseng itu. Hanya dengan lab seluas 600 meter persegi sudah bisa dijadikan kebun ginseng. Waktu panen pun relatif singkat, hanya satu bulan setengah.
Dia mengungkapkan, sudah ada dua dosen yang dikirim untuk belajar S-2 secara khusus di Kyung Hee University. Dua dosen lainnya akan dikirim untuk belajar sebagai tenaga laboratorium. Selain menjadi objek penelitian, tanaman itu juga akan dikomersialkan. "Ini pangsa pasar yang cukup menjanjikan," terangnya.
Usai kuliah tamu, rombongan dari Korea mengikuti diskusi ringan di ruang pertemuan. Mereka membahas tindak lanjut program kerja sama dua universitas itu . "Kami memilih Ubaya karena punya fakultas teknobiologi," kata Howard Chung, salah satu anggota dalam rombongan itu.
Dia juga meyakinkan kualitas ginseng yang dibudidayakan dalam lab itu sama dengan ginseng berusia ratusan tahun. "Ginseng gunung itu paling berkhasiat di antara ginseng yang lain," ungkapnya. (jun/fat)
Dikutip dari: Jawa Pos, 8 Januari 2012
http://www.ubaya.ac.id/ubaya/news_detail/838/Tanam-Ginseng-Cukup-45-Hari.html
www.jendelahewan.blogspot.com
Cara Memilih Jalan
Tersedunia kali ini akan menceritakan tentang cara Abu Nawas memilih jalan.
Kisahnya...
"Apakah engkau mengenali salah satu dari mereka yang selalu berkata benar?" tanya Abu Nawas.
"Tidak," jawab kawan Abu Nawas singkat.
"Baiklah kalau begitu kita beristirahat sejenak," sambung Abu Nawas.
Abu Nawas makan daging dengan madu bersama sahabat-sahabatnya.
Seusai makan mereka berangkat menuju ke rumah yang dihuni dua orang kembar bersaudara.
Setelah pintu dibuka, maka keluarlah salah seorang dari dua orang kembar bersaudara itu.
"Maaf, aku sangat sibuk hari ini.Engkau hanya boleh mengajukan satu pertanyaan saja, tidak boleh lebih," katanya.
"Karena orang yang kutanya menunjukkan jalan yang sebelah kiri," kata Abu Nawas.
Karena masih belum mengerti juga, maka Abu Nawas menjelaskan.
Tadi aku bertanya:
"Apakah yang akan dikatakan saudaramu bila aku bertanya jalan mana yang menuju hutan yang indah?"
Bila jalan yang benar itu sebelah kanan dan bila orang itu kebetulan yang selalu berkata benar maka ia akan menjawab,
"Jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berbohong."
Bila orang itu kebetulan yang selalu berkata bohong, maka ia akan menjawab:
"Jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berkata benar."source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Kisahnya...
Kawan-kawan Abu Nawas merencanakan akan mengadakan perjalanan wisata ke hutan.
Akan tetapi dengan tanpa keikutsertaan Abunawas, perjalanan akan terasa memenatkan dan membosankan.
Sehingga mereka beramai-ramai pergi ke rumah ABu Nawas untuk mengajaknya ikut serta.
Abu Nawaspun tidak keberatan, hingga mereka berangkat dengan mengendarai keledai masing-masing sambil bercengkrama.
Akan tetapi dengan tanpa keikutsertaan Abunawas, perjalanan akan terasa memenatkan dan membosankan.
Sehingga mereka beramai-ramai pergi ke rumah ABu Nawas untuk mengajaknya ikut serta.
Abu Nawaspun tidak keberatan, hingga mereka berangkat dengan mengendarai keledai masing-masing sambil bercengkrama.
Tiada terasa mereka telah menempuh hampir separuh perjalanan dan kini mereka tiba di pertigaan jalan yang jauh dari perumahan penduduk.
Mereka berhenti karena mereka ragu-ragu kemana jalan yang akan ditempuh.
Setahu mereka, kedua jalan itu memang menuju ke hutan tetapi hutan yang mereka tuju adalah hutan wisata yang berisi binatang-binatang buas.
Mereka berhenti karena mereka ragu-ragu kemana jalan yang akan ditempuh.
Setahu mereka, kedua jalan itu memang menuju ke hutan tetapi hutan yang mereka tuju adalah hutan wisata yang berisi binatang-binatang buas.
Abu Nawas hanya bisa menyarankan untuk tidak meneruskan perjalanan karena bila salah pilih maka mereka semua tak akan pernah bisa kembali.
Bukankah lebih bijaksana bila kita meninggalkan sesuatu yang meragukan?
Tetapi salah seorang dari mereka tiba-tiba berkata,
"Aku mempunyai dua orang sahabat yang tinggal dekat semak-semak sebelah sana.Mereka adalah saudara kemabr, dan tak seorang pun bisa membedakan keduanya karena rupa mereka begitu mirip.
Yang satu selalu berkata jujur, sedangkan yang lainnya selalu berkata bohong.Dan mereka adalah orang-orang aneh karena mereka hanya mau menjawab satu pertanyaan saja."
Bukankah lebih bijaksana bila kita meninggalkan sesuatu yang meragukan?
Tetapi salah seorang dari mereka tiba-tiba berkata,
"Aku mempunyai dua orang sahabat yang tinggal dekat semak-semak sebelah sana.Mereka adalah saudara kemabr, dan tak seorang pun bisa membedakan keduanya karena rupa mereka begitu mirip.
Yang satu selalu berkata jujur, sedangkan yang lainnya selalu berkata bohong.Dan mereka adalah orang-orang aneh karena mereka hanya mau menjawab satu pertanyaan saja."
"Apakah engkau mengenali salah satu dari mereka yang selalu berkata benar?" tanya Abu Nawas.
"Tidak," jawab kawan Abu Nawas singkat.
"Baiklah kalau begitu kita beristirahat sejenak," sambung Abu Nawas.
Abu Nawas makan daging dengan madu bersama sahabat-sahabatnya.
Seusai makan mereka berangkat menuju ke rumah yang dihuni dua orang kembar bersaudara.
Setelah pintu dibuka, maka keluarlah salah seorang dari dua orang kembar bersaudara itu.
"Maaf, aku sangat sibuk hari ini.Engkau hanya boleh mengajukan satu pertanyaan saja, tidak boleh lebih," katanya.
Kemudian Abunawas menghampiri orang itu dan berbisik.Orang itu pun juga menjawab dengan cara berbisik pula kepada Abu Nawas.Abu Nawas mengucapkan terima kasih dan segera mohon diri.
"Hutan yang kita tuju melewati jalan sebelah kanan," kata Abu Nawas kepada sahabatnya.
"Bagaimana engkau tahu bisa memutuskan harus menempuh jalan sebelah kanan? Sedangkan kita tidak tahu apakah orang yang kita tanya itu orang yang selalu berkata benar atau yang selalu berkata bohong?" tanya salah seorang dari mereka.
"Hutan yang kita tuju melewati jalan sebelah kanan," kata Abu Nawas kepada sahabatnya.
"Bagaimana engkau tahu bisa memutuskan harus menempuh jalan sebelah kanan? Sedangkan kita tidak tahu apakah orang yang kita tanya itu orang yang selalu berkata benar atau yang selalu berkata bohong?" tanya salah seorang dari mereka.
"Karena orang yang kutanya menunjukkan jalan yang sebelah kiri," kata Abu Nawas.
Karena masih belum mengerti juga, maka Abu Nawas menjelaskan.
Tadi aku bertanya:
"Apakah yang akan dikatakan saudaramu bila aku bertanya jalan mana yang menuju hutan yang indah?"
Bila jalan yang benar itu sebelah kanan dan bila orang itu kebetulan yang selalu berkata benar maka ia akan menjawab,
"Jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berbohong."
Bila orang itu kebetulan yang selalu berkata bohong, maka ia akan menjawab:
"Jalan sebelah kiri, karena ia tahu saudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri sebab saudara kembarnya selalu berkata benar."source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Mengelabui Petugas Perbatasan Kerajaan
Suatu saat Abu Nawas dicurigai melakukan bisnis ilegal ke negara tetangga.
Tetapi setiap kali dia melewati pintu perbatasan, si penjaga perbatasan tidak mampu membuktikan bisnis ilegal tersebut.
Apakah yang dilakukan Abu Nawas untuk mengelabui penjaga perbatasan ya.
Berikut Kisahnya.
Setiap orang di negeri Irak mulai dari anak-anak hingga dewasa mengenal si Abu Nawas.
Seperti kali ini, seisi desa merasa keheranan karena Abu Nawas tampak setiap minggunya melakukan perjalanan dari desanya ke desa tetangga yang sudah masuk dalam wilayah kerajaan negara lain.
Kali ini, seperti biasanya awal minggu pada suatu bulan, dini hari si Abu Nawas sudah keluar dari rumahnya yang dapat dikatakan sangat sederhana.
Di samping rumah sederhana tersebut terdapat kandang kuda yang penghuninya kerap kali berganti.
Seperti dini hari itu, Abu Nawas bersiap melakukan perjalanan menuju desa tetangganya sembari menunggang kuda.
Keesokan harinya biasanya ia akan pulang ke desanya di negeri Irak tersebut sambil membawa banyak barang.
Berdagang.
Karuan saja kebiasaan ini menimbulkan pertanyaan bagi Pak Hamid, tetangganya.
Sehingga sore itu ketika Abu Nawas pulang dari perjalanan tak urung ditanyakanlah perihal perniagaannya yang membuat warga sekampung bingung.
"Hai Abu Nawas, kemanakah engkau beberapa waktu ini, kalau memang engkau memiliki perniagaan yang baik, tolonglah kau ajak kami," ungkap Pak Hamid.
"Ada saja Pak, dan kukira tak akan ada yang mau berniaga sepertiku," jawab Abu Nawas.
Bulan berganti bulan, akhirnya Abu Nawas diduga telah melakukan bisnis yang dilarang.
Bulan berikutnya kembali Abu Nawas berniat melakukan perniagaannya dan dia harus melalui pintu perbatasan.
Si Fulan, petugas penjaga pintu perbatasan memeriksa seluruh barang bawaannya.
Namun tidak ada satupun barang yang mencurigakan.
Hanya ada bekal dan beberapa keping uang.
Keesokan harinya kembali si FUlan berjumpa Abu Nawas di perbatasan, kali ini Abu Nawas membawa banyak barang yang semua lengkap dengan dokumen yang diperlukan.
Si Fulan tidak dapat membuktikan perihal dugaan bisnis terlarang Abu Nawas.
Bahkan karena seringnya perjumpaan tersebut, hubungan keduanya menjadi akrab sampai akhirnya si Fulan dipindahkan dari tempat kerjanya.
Jual Kuda.
Suatu waktu bertemulah 2 orang yang telah lama tidak jumpa di suatu kesempatan yang tidak terduga.
Si Fulan bukan lagi seorang penjaga pintu perbatasan dan dirinya sudah lama pensiun dari pekerjaan itu.
Abu Nawas pun sekarang sudah dikenal sebagai saudagar dermawan yang berhasil.
Pertemuan itu dilanjutkan dengan jamuan makan oleh Abu Nawas.
Dalam kesempatan tersebut masing-masing bercerita tentang pengalaman yang telah mereka hadapi selama lebih kurang 20 tahun tak bertemu.
"Usaha apa yang engkau lakukan di masa itu saudaraku, karena aku mengetahui kau tidak membawa cukup uang.
Tetapi ketika pulang tak hanya keperluan makan, tetapi juga barang lainnya kau bawa setelah pulang dari perniagaan yang tak sampai sehari semalam kau lakukan," tanya si Fulan.
Karena mendengar hal itu, tertawalah Abu Nawas mengingat kebiasaan masa mudanya.
"Sebenarnya sangat mudah saudaraku untuk mencari bukti dan tak perlu harus memeriksa semua barang bawaanku.
Seperti engkau ketahui bahwa aku senantiasa pergi dengan mengendarai kuda, tetapi ketika pulang aku hanya berjalan kaki dan di situlah usahaku," jawab Abu Nawas.
Mendengar penjelasan itu mengertilah si Fulan, yakni di masa itu Abu Nawas menjual kuda-kudanya di negeri tetangga dan pulangnya ia tukarkan dengan barang lainnya.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Tetapi setiap kali dia melewati pintu perbatasan, si penjaga perbatasan tidak mampu membuktikan bisnis ilegal tersebut.
Apakah yang dilakukan Abu Nawas untuk mengelabui penjaga perbatasan ya.
Berikut Kisahnya.
Setiap orang di negeri Irak mulai dari anak-anak hingga dewasa mengenal si Abu Nawas.
Seperti kali ini, seisi desa merasa keheranan karena Abu Nawas tampak setiap minggunya melakukan perjalanan dari desanya ke desa tetangga yang sudah masuk dalam wilayah kerajaan negara lain.
Kali ini, seperti biasanya awal minggu pada suatu bulan, dini hari si Abu Nawas sudah keluar dari rumahnya yang dapat dikatakan sangat sederhana.
Di samping rumah sederhana tersebut terdapat kandang kuda yang penghuninya kerap kali berganti.
Seperti dini hari itu, Abu Nawas bersiap melakukan perjalanan menuju desa tetangganya sembari menunggang kuda.
Keesokan harinya biasanya ia akan pulang ke desanya di negeri Irak tersebut sambil membawa banyak barang.
Berdagang.
Karuan saja kebiasaan ini menimbulkan pertanyaan bagi Pak Hamid, tetangganya.
Sehingga sore itu ketika Abu Nawas pulang dari perjalanan tak urung ditanyakanlah perihal perniagaannya yang membuat warga sekampung bingung.
"Hai Abu Nawas, kemanakah engkau beberapa waktu ini, kalau memang engkau memiliki perniagaan yang baik, tolonglah kau ajak kami," ungkap Pak Hamid.
"Ada saja Pak, dan kukira tak akan ada yang mau berniaga sepertiku," jawab Abu Nawas.
Bulan berganti bulan, akhirnya Abu Nawas diduga telah melakukan bisnis yang dilarang.
Bulan berikutnya kembali Abu Nawas berniat melakukan perniagaannya dan dia harus melalui pintu perbatasan.
Si Fulan, petugas penjaga pintu perbatasan memeriksa seluruh barang bawaannya.
Namun tidak ada satupun barang yang mencurigakan.
Hanya ada bekal dan beberapa keping uang.
Keesokan harinya kembali si FUlan berjumpa Abu Nawas di perbatasan, kali ini Abu Nawas membawa banyak barang yang semua lengkap dengan dokumen yang diperlukan.
Si Fulan tidak dapat membuktikan perihal dugaan bisnis terlarang Abu Nawas.
Bahkan karena seringnya perjumpaan tersebut, hubungan keduanya menjadi akrab sampai akhirnya si Fulan dipindahkan dari tempat kerjanya.
Jual Kuda.
Suatu waktu bertemulah 2 orang yang telah lama tidak jumpa di suatu kesempatan yang tidak terduga.
Si Fulan bukan lagi seorang penjaga pintu perbatasan dan dirinya sudah lama pensiun dari pekerjaan itu.
Abu Nawas pun sekarang sudah dikenal sebagai saudagar dermawan yang berhasil.
Pertemuan itu dilanjutkan dengan jamuan makan oleh Abu Nawas.
Dalam kesempatan tersebut masing-masing bercerita tentang pengalaman yang telah mereka hadapi selama lebih kurang 20 tahun tak bertemu.
"Usaha apa yang engkau lakukan di masa itu saudaraku, karena aku mengetahui kau tidak membawa cukup uang.
Tetapi ketika pulang tak hanya keperluan makan, tetapi juga barang lainnya kau bawa setelah pulang dari perniagaan yang tak sampai sehari semalam kau lakukan," tanya si Fulan.
Karena mendengar hal itu, tertawalah Abu Nawas mengingat kebiasaan masa mudanya.
"Sebenarnya sangat mudah saudaraku untuk mencari bukti dan tak perlu harus memeriksa semua barang bawaanku.
Seperti engkau ketahui bahwa aku senantiasa pergi dengan mengendarai kuda, tetapi ketika pulang aku hanya berjalan kaki dan di situlah usahaku," jawab Abu Nawas.
Mendengar penjelasan itu mengertilah si Fulan, yakni di masa itu Abu Nawas menjual kuda-kudanya di negeri tetangga dan pulangnya ia tukarkan dengan barang lainnya.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Award Persahabatan Tersedunia
Blog Tersedunia kembali mendapat award dari sobat blogger Media Update
Terima kasih sob ya award yang telah diberikan kepada Abu Nawas.
Untuk selanjutnya award ini akan saya berikan kepada sahabat blogger yang senantiasa berkomentar di blog tersedunia ini.
Mereka adalah:
Ejawantah's blog
asuransioke
Catatan r10
for sharing
Hukum Indonesia
SKYDRUGZ
sang pewaris
Adhimas
Dinda Saurus Blog
Teh Sirih Merah
Situs Online
adibey blog
Fortune 99
My Lavender
Puisi Cinta by Anis Ayu
Putrie jrs Blog
Miskin Tka Selalu Bodoh
inilah hidup
Melblog's TTM
NB:
Buat sobatku diatas bila berkenan silahkan diambil, bila sudah pernah mendapatkan award ini tidak diambil juga tak apa sob.
Mari kita Jalin persahabatan.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Terima kasih sob ya award yang telah diberikan kepada Abu Nawas.
Untuk selanjutnya award ini akan saya berikan kepada sahabat blogger yang senantiasa berkomentar di blog tersedunia ini.
Mereka adalah:
Ejawantah's blog
asuransioke
Catatan r10
for sharing
Hukum Indonesia
SKYDRUGZ
sang pewaris
Adhimas
Dinda Saurus Blog
Teh Sirih Merah
Situs Online
adibey blog
Fortune 99
My Lavender
Puisi Cinta by Anis Ayu
Putrie jrs Blog
Miskin Tka Selalu Bodoh
inilah hidup
Melblog's TTM
NB:
Buat sobatku diatas bila berkenan silahkan diambil, bila sudah pernah mendapatkan award ini tidak diambil juga tak apa sob.
Mari kita Jalin persahabatan.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Senin, 24 September 2012
Cara Budidaya Usaha Ayam Petelur
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat.
Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.
Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:
1) Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama.
2) Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada diantara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna.Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga.
PERSYARATAN LOKASI
1) Lokasi yang jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
2) Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3) Lokasi terpilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah.
Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.
Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.
Peralatan :
a. Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b. Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung keluar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
c. Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
d. Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
Penyiapan Bibit
Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
a) Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
b) Pertumbuhan dan perkembangan normal.
c) Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
a) Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya.
c) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d) Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e) Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f) Tidak ada letakan tinja diduburnya.
Sumber : http://informasimotivasi.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.
Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:
1) Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama.
2) Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada diantara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna.Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga.
PERSYARATAN LOKASI
1) Lokasi yang jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
2) Lokasi mudah dijangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3) Lokasi terpilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah.
Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.
Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.
Peralatan :
a. Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b. Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung keluar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
c. Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
d. Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
Penyiapan Bibit
Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
a) Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
b) Pertumbuhan dan perkembangan normal.
c) Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
a) Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya.
c) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d) Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e) Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f) Tidak ada letakan tinja diduburnya.
Sumber : http://informasimotivasi.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Kisah Si Kaya Yang Kikir
Agar Tidak bosan membaca tersedunia, maka di sini aku selipkan dongeng lain yang tak kalah menarik untuk di baca.
Inilah Kisah Si Kaya yang Kikir.
Dahulu kala, tepatnya di Turki, hiduplah Pak Serkah dan keluarganya.
Pak Serkah ini bekerja sebagai pedagang keliling dan semua barang dagangannya itu dimasukkan ke dalam sebuah gerobak tua.
Pada suatu hario, setelah seharian berkeliling, dan dagangan Pak Serkah tidak laku terjual sama sekali.
Pak Serkah beristirahat sejenak di taman kota sambil termenung.
"Astaghfirullah...hari ini aku tidak beruntung.Tak satu pun daganganku terjual," gumannya dalam hati.
Tiba-tiba seorang kakek tua datang.
Dia berpakaian kumal, compang-camping, penuh tambalan dan membawa topi yang berisi beberapa keping uang receh.
Dialah seorang engemis.
"Maaf Kek!
Jujur, saya ingin membantu. Tapi dagangan saya tidak laku sama sekali.
Jadi saya tak memiliki uang." kata pak Serkah.
"Oh..terima kasih," jawab sang pengemis yang berlalu pergi.
"Tunggu dulu!
Kakek boleh mengambil salah satu barang dagangan saya ini.
Saya Ikhlas!" ujar Pak Serkah.
Kakek pengemis itu berbalik arah lagi lalu mengambil salah satu barang dari gerobak Pak Serkah.
"Terima kasih Nak!
Semoga Allah memberimu balasan yang lebih besar.
Tapi ingat, setelah kau menjadi kaya, sisihkanlah sebagian uangmu untuk beramal," ucap pengemis itu.
Jadi Kaya.
Tak berapa lama setelah kepergian kakek pengemis, sebuah bus berhenti di dekat Pak Serkah.
Semua penumpamg turun dan membeli dagangannya.
Semua habis terjual sampai kotak makan dan topi yang sudah sobek miliknya juga laku terbeli.
Pak Serkah lalu pulang ke rumahnya dengan wajah berseri-seri.
Sesampainya di rumah, ia disambut istri dan anaknya.
"Bapak terlihat bgitu bahagia?" tegur Ana.
"Mungkin semua dagangan bapak laku terjual," sahut Bu Umi, istri Pak Serkah.
"Benarkah seperti itu Pak?" tanya Ana lagi.
Pak Serkah hanya tersenyum sambil mengangguk.
Keesokan harinya Pak Serkah memasukkan barang dagangannya ke dalam gerobak.
Sama seperti kemarin, semua barang yang ditaruh di situ laku semua.
"Alhamdulillah...semua terjual." guman Pak Serkah dengan bangga.
Makin lama, penghasilan Pak Serkah semakin berlimpah.
Dalam mengolah penghasilannya, Pak Serkah membaginya menjadi 3 bagian.
Satu untuk keperluan keluarga, satu untuk belanja dagangan dan satunya untuk beramal.
Ini dilakukan sebagai bentuk mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya.
Lupa Diri
Namun sayangnya...ini tidak berlangsung lama.
Pak Serkah tak pernah beramal lagi.
Dia lebih fokus pada keperluan keluarga dan memenuhi barang dagangannya.
Pak Serkah boros.
Semuanya ingin dibeli tanpa memperhitungkan manfaatnya.
Hingga suatu ketika putrinya menegur Pak Serkah yang sudah berlebihan ini.
"Sekarang bapak tidak pernah beramal lagi?" tegur Ana saat berkumpul makan malam.
"Bapak masih ingin sedekah nak..tapi...," jawab Pak Serkah.
"Mengingat kebutuhan rumah tangga serta pemenuhan barang dagangan yang tinggi, bapak kesuliotan untuk meyisihkan uang," jawab Pak Serkah memberi alasan.
"Itu cuma alasan bapak saja.
"Ibu ingin kita bersedekah lagi ," pinta Ibu Umi.
"Sudahlah Bu...jangan memaksa!" jawab Pak Serkah.
"Dulu bapak sering mengingatkan Ana agar selalu bersedekah karena amal ibadah ini yang dianjurkan Allah SWT.
Tapi sekarang bapak lupa diri," sanggah Ana dengan kecewa.
"Kalian berdua sama saja.
Bapak lebih tahu bagaimana mengolah keuangan keluarga kita.
Sudah..jangan dibahas lagi!" bentak Pak Serkah kepada anak dan istrinya.
Pak Serkah tidak memperdulikan ucapan anak dan istrinya.
Ia tidak mau bersedekah lagi.
Namun anak dan istrinya tetap beramal dan berinfak meskipun harus sembunyi-sembunyi dan terkadang mengambil sebagian uang simpanan untuk disedekahkan.
Tobat
Hingga suatu hari....
Sepulang dari luar kota, ia menyadari bahwa uang simpanannya sebagian elah habis.
Ia pun mencoba menanyakan kepada istrinya.
"Bu...selama Bapak pergi ke luar kota apa ibu meninggalkan rumah dalam keadaan kosong?" tanya Pak Serkah.
"Tidak...ibu dan Ana di rumah saja. Memang kenapa?" tanya Ibu Umi heran.
"Uang di brangkas berkurang...apakah ibu tahu?" tanya Pak Serkah.
"Selama ini yang sering buka tutup brangkas kan bapak," jawab ibu Umi.
"Apakah ini hukuman dari Allah buat bapak bu...? Kemarin bapak juga kehilangan uang serta koper.
Belum lagi dagangan bapak juga dijarah perampok.
Tak ada satu orang pun yang menolong, tutur Pak Serkah sedih.
"Ini peringatan dari Allah agar Bapak tidak lupa diri.
Mulai sekarang perbaikilah sikap Bapak dan mulailah bersedekah lagi," nasehat sang istri.
"Iya Bu...terima kasih atas nasehatnya," ucap Pak Serkah.
Setelah kejadian itu, Pak Serkah mulai membiasakan diri lagi seperti dulu.
Ia menyisihkan sebagian penghasilannya untuk bersedekah.
Alhamdulillah Pak Serkah...Pak Serkah....
Dia sudah mau bertobat dan ingat lagi akan kekuasaan Allah yang meliputi segala sesuatu ya termasuk harta benda di dunia.
Bukankah ancaman Allah sangat jelas dalam Al Qur'an bagi orang kaya yang kikir harta untuk di sedekahkan.
Maaf..
Untuk nama yang tertera di cerita ini adalah fiktif belaka.
Maaf kalo ada kesamaan nama.
Thanks.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Inilah Kisah Si Kaya yang Kikir.
Dahulu kala, tepatnya di Turki, hiduplah Pak Serkah dan keluarganya.
Pak Serkah ini bekerja sebagai pedagang keliling dan semua barang dagangannya itu dimasukkan ke dalam sebuah gerobak tua.
Pada suatu hario, setelah seharian berkeliling, dan dagangan Pak Serkah tidak laku terjual sama sekali.
Pak Serkah beristirahat sejenak di taman kota sambil termenung.
"Astaghfirullah...hari ini aku tidak beruntung.Tak satu pun daganganku terjual," gumannya dalam hati.
Tiba-tiba seorang kakek tua datang.
Dia berpakaian kumal, compang-camping, penuh tambalan dan membawa topi yang berisi beberapa keping uang receh.
Dialah seorang engemis.
"Maaf Kek!
Jujur, saya ingin membantu. Tapi dagangan saya tidak laku sama sekali.
Jadi saya tak memiliki uang." kata pak Serkah.
"Oh..terima kasih," jawab sang pengemis yang berlalu pergi.
"Tunggu dulu!
Kakek boleh mengambil salah satu barang dagangan saya ini.
Saya Ikhlas!" ujar Pak Serkah.
Kakek pengemis itu berbalik arah lagi lalu mengambil salah satu barang dari gerobak Pak Serkah.
"Terima kasih Nak!
Semoga Allah memberimu balasan yang lebih besar.
Tapi ingat, setelah kau menjadi kaya, sisihkanlah sebagian uangmu untuk beramal," ucap pengemis itu.
Jadi Kaya.
Tak berapa lama setelah kepergian kakek pengemis, sebuah bus berhenti di dekat Pak Serkah.
Semua penumpamg turun dan membeli dagangannya.
Semua habis terjual sampai kotak makan dan topi yang sudah sobek miliknya juga laku terbeli.
Pak Serkah lalu pulang ke rumahnya dengan wajah berseri-seri.
Sesampainya di rumah, ia disambut istri dan anaknya.
"Bapak terlihat bgitu bahagia?" tegur Ana.
"Mungkin semua dagangan bapak laku terjual," sahut Bu Umi, istri Pak Serkah.
"Benarkah seperti itu Pak?" tanya Ana lagi.
Pak Serkah hanya tersenyum sambil mengangguk.
Keesokan harinya Pak Serkah memasukkan barang dagangannya ke dalam gerobak.
Sama seperti kemarin, semua barang yang ditaruh di situ laku semua.
"Alhamdulillah...semua terjual." guman Pak Serkah dengan bangga.
Makin lama, penghasilan Pak Serkah semakin berlimpah.
Dalam mengolah penghasilannya, Pak Serkah membaginya menjadi 3 bagian.
Satu untuk keperluan keluarga, satu untuk belanja dagangan dan satunya untuk beramal.
Ini dilakukan sebagai bentuk mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya.
Lupa Diri
Namun sayangnya...ini tidak berlangsung lama.
Pak Serkah tak pernah beramal lagi.
Dia lebih fokus pada keperluan keluarga dan memenuhi barang dagangannya.
Pak Serkah boros.
Semuanya ingin dibeli tanpa memperhitungkan manfaatnya.
Hingga suatu ketika putrinya menegur Pak Serkah yang sudah berlebihan ini.
"Sekarang bapak tidak pernah beramal lagi?" tegur Ana saat berkumpul makan malam.
"Bapak masih ingin sedekah nak..tapi...," jawab Pak Serkah.
"Mengingat kebutuhan rumah tangga serta pemenuhan barang dagangan yang tinggi, bapak kesuliotan untuk meyisihkan uang," jawab Pak Serkah memberi alasan.
"Itu cuma alasan bapak saja.
"Ibu ingin kita bersedekah lagi ," pinta Ibu Umi.
"Sudahlah Bu...jangan memaksa!" jawab Pak Serkah.
"Dulu bapak sering mengingatkan Ana agar selalu bersedekah karena amal ibadah ini yang dianjurkan Allah SWT.
Tapi sekarang bapak lupa diri," sanggah Ana dengan kecewa.
"Kalian berdua sama saja.
Bapak lebih tahu bagaimana mengolah keuangan keluarga kita.
Sudah..jangan dibahas lagi!" bentak Pak Serkah kepada anak dan istrinya.
Pak Serkah tidak memperdulikan ucapan anak dan istrinya.
Ia tidak mau bersedekah lagi.
Namun anak dan istrinya tetap beramal dan berinfak meskipun harus sembunyi-sembunyi dan terkadang mengambil sebagian uang simpanan untuk disedekahkan.
Tobat
Hingga suatu hari....
Sepulang dari luar kota, ia menyadari bahwa uang simpanannya sebagian elah habis.
Ia pun mencoba menanyakan kepada istrinya.
"Bu...selama Bapak pergi ke luar kota apa ibu meninggalkan rumah dalam keadaan kosong?" tanya Pak Serkah.
"Tidak...ibu dan Ana di rumah saja. Memang kenapa?" tanya Ibu Umi heran.
"Uang di brangkas berkurang...apakah ibu tahu?" tanya Pak Serkah.
"Selama ini yang sering buka tutup brangkas kan bapak," jawab ibu Umi.
"Apakah ini hukuman dari Allah buat bapak bu...? Kemarin bapak juga kehilangan uang serta koper.
Belum lagi dagangan bapak juga dijarah perampok.
Tak ada satu orang pun yang menolong, tutur Pak Serkah sedih.
"Ini peringatan dari Allah agar Bapak tidak lupa diri.
Mulai sekarang perbaikilah sikap Bapak dan mulailah bersedekah lagi," nasehat sang istri.
"Iya Bu...terima kasih atas nasehatnya," ucap Pak Serkah.
Setelah kejadian itu, Pak Serkah mulai membiasakan diri lagi seperti dulu.
Ia menyisihkan sebagian penghasilannya untuk bersedekah.
Alhamdulillah Pak Serkah...Pak Serkah....
Dia sudah mau bertobat dan ingat lagi akan kekuasaan Allah yang meliputi segala sesuatu ya termasuk harta benda di dunia.
Bukankah ancaman Allah sangat jelas dalam Al Qur'an bagi orang kaya yang kikir harta untuk di sedekahkan.
Maaf..
Untuk nama yang tertera di cerita ini adalah fiktif belaka.
Maaf kalo ada kesamaan nama.
Thanks.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Minggu, 23 September 2012
Bunuh Diri dengan Minum Madu
Tersedunia hadir kembali dengan sedikit kisah tentang petualangan Abu Nawas sebelum bekerja di kerajaan. Namanya saja Abu Nawas, bukan Abu Nawas kalau kehabisan akal. Selalu ada cara dan alasan untuk mewujudkan keinginannya. Seperti yang dilakukannya kepada majikan di tempat dia bekerja. Ia berhasil meminum madu dengan alasan untuk bunuh diri.
Kisahnya.
Di balik kecerdasan otaknya, ternyata Abunawas memiliki beberapa keterampilan yang mumpuni. Salah satunya adalah sebagai seorang penjahit, dan bahkan sebelum menjadi orang kepercayaan raja Harun Al Rasyid, ternyata Abu Nawas pernah bekerja sebagai penjahit pada majikan yang bernama Tuan Amir.
Ia bekerja dengan rajin sehinga dengan mudah mendapatkan kepercayaan dari majikannya. Bagi majikan, Abu Nawas merupakan salah satu karyawannya yang teladan. Meski demikian, Tuan AMir mengerti kebiasaan buruk Abu Nawas yang kerap kali meminum atau memakan makanan kepunyaan tuannya.
Pada suatu hari, Tuan Amir datang dengan membawa satu kendi madu. Melihat majikannya datang dengan membawa sebuah kendi, Abu Nawas menghampiri majikannya,
"Untuk apa kendi itu? bolehkah aku meminta isinya?" tanya Abu Nawas.
Karena khawatir madu itu akan diminum Abu Nawas, maka kajikannya terpaksa berbohong,
"Wahai Abu Nawas, kendi ini berisi racun dan aku tidak mau nanti kamu mati karena meminumnya," jawab sang majikan.
Tipuan Abu Nawas.
Abu Nawas yang memang mengerti benar bahwa kendi yang dibawa majikannya itu khusus untuk madu, ia tidak dapat berbuat banyak. Tak lama setelah itu, sang majikan pun pergi keluar. Pada saat itu, Abu Nawas memutar otak untuk bisa meminum madu itu tanpa menyinggung perasaan majikannya. Karenanya, Abu Nawas menjual sepotong pakaian. Hasil penjualannya itu kemudian ia gunakan untuk membeli roti.
Setibanya di tempat kerja, roti itu dimakan dengan menggunakan madu milik sang majikan. Hingga tak terasa madu itu pun habis diminum Abu Nawas. Madu itu terasa sangat nikmat sehingga membuat Abu Nawas merasa sangat kekenyangan.
Abu Nawas kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa menunjukkan gelagat yang mencurigakan. Namun, tak lama kemudian, majikannya datang dengan membawa sepotong roti. Alangkah terkejutnya Tuan Amir ini ketika mendapati tutup kendinya terbuka dan madu dalam kendi itu sudah habis tak tersisa.
Tak hanya itu, Tuan Amir juga mendapatkan sepotong pakaiannya telah hilang.
"Ini pasti ulah Abu Nawas," gumannya dalam hati.
Tuan Amir pun langsung menghampiri Abu Nawas yang lagi sibuk bekerja menjahit pakaian.
"Hai..Abu Nawas, apa sebenarnya yang telah terjadi, mengapa isi kendi ini habis dan sepotong pakaian teah hilang?" tanya Tuan Amir.
"Maaf Tuan, tadi sewaktu Tuan pergi, ada sekelompok pencuri datang mengambil pakaian majikan," kata Abu Nawas.
"Lantas apa yang kamu lakukan terhadap pencuri itu?" tanya Tuan AMir lagi.
Berpura-pura Takut.
Mendapat pertanyaan yang terus menerus dari majikannya, Abu Nawas semakin berpuar-pura gemetar. Tapi, meski demikian, dia tetap tidak kekurangan akalnya.
"Aku ketakutan dan tidak bisa berbuat apa-apa," kata ABu Nawas.
"Lalu mengapa isi kendiku hilang, apakah juga diminum oleh pencuri itu?" tanya Tuan Amir.
"Tidak Tuan," jawab Abu Nawas dengan polosnya.
"Lantas siapa yang telah meminumnya?" tanya Tuan AMir lagi.
"Sekali lagi mohon maaf Tuan majikan, karena takut akan dimarahi oleh Tuan, maka aku putuskan untuk memilih bunuh diri saja menggunakan racun yang ada dalam kendi itu," jelas Abu Nawas.
Mendengar pengakuan jujur dan keahlian akal Abu Nawas, Tuan Amir yang semula akan marah akhirnya mengurungkan niatnya. Ia sadar jika semua itu juga kesalahannya karena telah berbohong kepada bawahannya.
Huuh...bisa saja nih Abu Nawas dapat madu gratis.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Kisahnya.
Di balik kecerdasan otaknya, ternyata Abunawas memiliki beberapa keterampilan yang mumpuni. Salah satunya adalah sebagai seorang penjahit, dan bahkan sebelum menjadi orang kepercayaan raja Harun Al Rasyid, ternyata Abu Nawas pernah bekerja sebagai penjahit pada majikan yang bernama Tuan Amir.
Ia bekerja dengan rajin sehinga dengan mudah mendapatkan kepercayaan dari majikannya. Bagi majikan, Abu Nawas merupakan salah satu karyawannya yang teladan. Meski demikian, Tuan AMir mengerti kebiasaan buruk Abu Nawas yang kerap kali meminum atau memakan makanan kepunyaan tuannya.
Pada suatu hari, Tuan Amir datang dengan membawa satu kendi madu. Melihat majikannya datang dengan membawa sebuah kendi, Abu Nawas menghampiri majikannya,
"Untuk apa kendi itu? bolehkah aku meminta isinya?" tanya Abu Nawas.
Karena khawatir madu itu akan diminum Abu Nawas, maka kajikannya terpaksa berbohong,
"Wahai Abu Nawas, kendi ini berisi racun dan aku tidak mau nanti kamu mati karena meminumnya," jawab sang majikan.
Tipuan Abu Nawas.
Abu Nawas yang memang mengerti benar bahwa kendi yang dibawa majikannya itu khusus untuk madu, ia tidak dapat berbuat banyak. Tak lama setelah itu, sang majikan pun pergi keluar. Pada saat itu, Abu Nawas memutar otak untuk bisa meminum madu itu tanpa menyinggung perasaan majikannya. Karenanya, Abu Nawas menjual sepotong pakaian. Hasil penjualannya itu kemudian ia gunakan untuk membeli roti.
Setibanya di tempat kerja, roti itu dimakan dengan menggunakan madu milik sang majikan. Hingga tak terasa madu itu pun habis diminum Abu Nawas. Madu itu terasa sangat nikmat sehingga membuat Abu Nawas merasa sangat kekenyangan.
Abu Nawas kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa menunjukkan gelagat yang mencurigakan. Namun, tak lama kemudian, majikannya datang dengan membawa sepotong roti. Alangkah terkejutnya Tuan Amir ini ketika mendapati tutup kendinya terbuka dan madu dalam kendi itu sudah habis tak tersisa.
Tak hanya itu, Tuan Amir juga mendapatkan sepotong pakaiannya telah hilang.
"Ini pasti ulah Abu Nawas," gumannya dalam hati.
Tuan Amir pun langsung menghampiri Abu Nawas yang lagi sibuk bekerja menjahit pakaian.
"Hai..Abu Nawas, apa sebenarnya yang telah terjadi, mengapa isi kendi ini habis dan sepotong pakaian teah hilang?" tanya Tuan Amir.
"Maaf Tuan, tadi sewaktu Tuan pergi, ada sekelompok pencuri datang mengambil pakaian majikan," kata Abu Nawas.
"Lantas apa yang kamu lakukan terhadap pencuri itu?" tanya Tuan AMir lagi.
Berpura-pura Takut.
Mendapat pertanyaan yang terus menerus dari majikannya, Abu Nawas semakin berpuar-pura gemetar. Tapi, meski demikian, dia tetap tidak kekurangan akalnya.
"Aku ketakutan dan tidak bisa berbuat apa-apa," kata ABu Nawas.
"Lalu mengapa isi kendiku hilang, apakah juga diminum oleh pencuri itu?" tanya Tuan Amir.
"Tidak Tuan," jawab Abu Nawas dengan polosnya.
"Lantas siapa yang telah meminumnya?" tanya Tuan AMir lagi.
"Sekali lagi mohon maaf Tuan majikan, karena takut akan dimarahi oleh Tuan, maka aku putuskan untuk memilih bunuh diri saja menggunakan racun yang ada dalam kendi itu," jelas Abu Nawas.
Mendengar pengakuan jujur dan keahlian akal Abu Nawas, Tuan Amir yang semula akan marah akhirnya mengurungkan niatnya. Ia sadar jika semua itu juga kesalahannya karena telah berbohong kepada bawahannya.
Huuh...bisa saja nih Abu Nawas dapat madu gratis.source : kisahpetualanganabunawas.blogspot.com
repost by : tersedunia.blogspot.com
Biografi Mujair - Penemu Ikan Mujair
Iwan Dalauk lebih dikenal dengan nama Mbah Moedjair, lahir tahun 1890 di desa Kuninngan 3 km arah timur pusat kota Blitar, ia merupakan penemu dari spesies ikan yang diberi nama Ikan Mujair. Anak ke 4 dari 9 bersaudara, dari pasangan Bapak Bayan Isman dan Ibu Rubiyah. Menikah dengan anak modin desa kuningan bernama Partimah. Dari pernikhan itu beliau dikaruniai 7 anak. Hampir semua anak beliau saat ini sudah meninggal, kecuali Ismoenir yang bertempat tinggal di Kanigoro Blitar dan Djaenuri yang tinggal di Kencong Jember. Semasa hidup Pak Moedjair berjualan sate kambing. Warung sate kambingnya cukup terkenal di jaman itu, di daerah Kuningan Kanigoro. Pelanggannya dari berbagai ras. Akibat dari warungnya yang terkenal tentu saja pemasukan keuangan Pak Moedjair semakin bertumpuk.
Hal tersebut memunculkan sifat negatip dari Moedjair muda saat itu, yaitu mulai gemar berjudi. Hebatnya dia tidak mau berjudi dengan bangsanya, tapi hanya dengan orang Tionghoa. Sisi baiknya, Pak Moedjair mendidik anak – anaknya untuk tidak bermain judi. Judi membuat usaha warung satenya jadi porak porandah. Demikian yang disampaikan olej Pak Slamet cucunya, anak dari Bapak Wahana, salah satu putra Pak Moedjair.
Di masa keterprukannya, Pak Moedjair meakukan tirakat, setiap tanggal 1 Suro (penanggalan Jawa), beliau mandi dipantai Serang, Blitar selatan. Pada suatu saat, ketika melakukan ritual mandi, beliau menemukan ikan yang jumlahnya amat banyak, yang mempunyai keunikan, yatiu menyimpan anak dalam mulutnya, saat ada bahaya, dan dikeluarkan lagi saat bahaya telah lewat atau keadaan aman.
Karena keunikan ikan ini, Pak Moedjair berniat mengembangkannya di rumah, didaerah Papungan – Kanigoro, Blitar. Pak Moedjair menjaring ikan tersebut dengan udengnya (ikat kepala). Dengan ditemani kedua temannya, Abdullah Iskak dan Umar, beliau membawa pulang ikan tersebut kerumahya. Tapi karena habitat yang berbeda, ikan tersebut mati pada saat dimasukan ke air tawar. Hal tersebut membuat Pak Moedjair penasaran dan gigih melakukan percobaan, agar spesies ikan ini bisa hidup di air tawar.
Dengan bolak – balik Papungan – Serang yang berjarak 35 km, berjalan kaki dengan melewati hutan belantara, naik turun bukit, betul betul akses jalan yang susah, dan memakan waktu 2 hari 2 malam. Di Pantai Serang beliau mengambil ikan tersebut dan dimasukan kedalam gentong tanah liat. Beliau mencampurkan air laut dan air tawar dalam gentong. Percobaan percampuran air laut dan air tawar di lakukan secara terus menerus, dengan memperkecil jumlah air laut dan memperbesar jumlah air tawar. Ampai satu saat kedua jenis air ini bisa menyatu. Menurut Pak Ismoenir (anak Pak Moedjair), perjalanan bolak – balik Papungan – Serang, pada percobaan ke 11, berhasil hidup 4 ekor ikan spesies baru tersebut pada habitat air tawar. Keberhasilan tersebut terjadi di tanggal 25 Maret 1936.
Keberhasilan percobaan tersebut melegakan Pak Moedjair. 4 Ikan itu dia tangkarkan di kolam sumber air Tenggong, Desa Papungan. Awalanya hanya satu kolam dan berkembang menjadi 3 kolam. Disekitar kolam Tenggong, Pak Moedjair membangun pondok yang juga sebagai tempat tinggal untuk keluarganya. Perkembang biakan ikan spesies baru itu luar biasa cepat, maka jumlah ikan semakin banyak. Oleh Pak Moedjair, ikan spesies baru itu diberikan secara cuma-cuma ke masyarakat sekitar Papungan. Dan dijual di sekitar Blitar dan di luar Blitar.
Penemuan ikan spesies baru ini sampai ke telinga Asisten Resident yang berada di Kediri. Asisten Residen ini juga seorang ilmuwan, ia tergoda untuk meneliti spesies hasil temuan Pak Moedjair, berdasarkan literatur dan data-data yang ada. Dia juga melakukan riset serta wawancara dengan Pak Moedjair, tentang segalanya asal muasal ikan ini. Asisten Residen ini kagum dan takjub akan usaha dan kegigihan dari usaha percobaan Pak Moedjair. Karena itu, Asisten Residen ini memberikan penghargaan kepada Pak Moedjair, pemberian nama ikan spesies baru tersebut dengan nama Pak Moedjair. Sejak saat itu, ikan spesies baru tersebut dinamakan ikan MOEDJAIR (Mujair).
Ikan Moedjair semakin dikenal, dan masyarakt semakin banyak yang mengembang biakannya. Nama Pak Moedjairpun semakin terkenal. Dengan bantuan anak sulung beliau, Wahanan, ikan Moedjair dipasarkan ke hampir daratan seluruh Jawa Timur. Oleh pemerintah setempat, beliau diangkat sebagai Jogoboyo Desa Papungan dan mendapatkan gaji bulanan dari pemerintah daerah. Pemerintah Indonesia mengangkat beliau sebagai Mantri Perikanan. Selain itu, Pak Moedjair juga mendapatkan penghargaan EKSEKUTIP COMMITTE dari INDONESIA FISHERIES COUNCIL, atas jasanya menemukan ikan moedjair. Penghargaan tersebut diberikan di Bogor tanggal 30 Juni 1954. Sebelumnya, pada tanggal 17 Agustus 1951, KEMENTERIAN PERTANIAN atas nama Pemerintah Indonesia, memberikan penghargaan pada Pak Moedjair, waktu itu dijabat oleh Ir. Soewarto.
Selain membuat kolam ikan di Tenggong, beliau juga membuat kolam ikan di Papungan dan di Kedung (sumber air) desa Papungan. Di Kedung, Pak Moedjair menghabiskan hari-hari tuanya selama kurang lebih 10 tahun. Disini dia banyak dikunjungi dari masyarakat Blitar maupun luar kota Blitar, untuk menimba ilmu dan memancing ikan moedjair. Saat kesehatannya mulia menurun, beliau memutuskan tinggak di dukuh Krajan, desa Papungan, dekat perbatasan dengan desa Sekardangan. Disini beliau membuat 3 kolam ikan, sampai saat ini kolam tersebut masih ada keberadaannya.
Tanggal 01 September 1957 beliau wafat, karena penyakit asma. Dimakamkan di pemakaman umum desa Papungan. Pada tahun 1960, atas inisiatip Departemen Perikanan Indonesia, makam beliau dipindah ke area kusus di selatan desa Papungan, yang juga berfungsi sebagai makam keluarga. Pada batu nisan beliau tertulis “ MOEDJAIR PENEMU IKAN MOEDJAIR “, lengkap dengan relief ikan moedjair, sebagai penghargaan atas jasanya. Akses jalan ke makam juga diberi nama Moedjair.
Pada 6 April 1965 Pemerintah melalui Departemen Perikanan Darat dan Laut menganugerahkan Pak Moedjair sebagai Nelayan Pelopor. Piagamnya ditanda tangani oleh menteri perikanan, Hamzah Atmohandojo.
Sumber : http://kolom-biografi.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com
Hal tersebut memunculkan sifat negatip dari Moedjair muda saat itu, yaitu mulai gemar berjudi. Hebatnya dia tidak mau berjudi dengan bangsanya, tapi hanya dengan orang Tionghoa. Sisi baiknya, Pak Moedjair mendidik anak – anaknya untuk tidak bermain judi. Judi membuat usaha warung satenya jadi porak porandah. Demikian yang disampaikan olej Pak Slamet cucunya, anak dari Bapak Wahana, salah satu putra Pak Moedjair.
Di masa keterprukannya, Pak Moedjair meakukan tirakat, setiap tanggal 1 Suro (penanggalan Jawa), beliau mandi dipantai Serang, Blitar selatan. Pada suatu saat, ketika melakukan ritual mandi, beliau menemukan ikan yang jumlahnya amat banyak, yang mempunyai keunikan, yatiu menyimpan anak dalam mulutnya, saat ada bahaya, dan dikeluarkan lagi saat bahaya telah lewat atau keadaan aman.
Karena keunikan ikan ini, Pak Moedjair berniat mengembangkannya di rumah, didaerah Papungan – Kanigoro, Blitar. Pak Moedjair menjaring ikan tersebut dengan udengnya (ikat kepala). Dengan ditemani kedua temannya, Abdullah Iskak dan Umar, beliau membawa pulang ikan tersebut kerumahya. Tapi karena habitat yang berbeda, ikan tersebut mati pada saat dimasukan ke air tawar. Hal tersebut membuat Pak Moedjair penasaran dan gigih melakukan percobaan, agar spesies ikan ini bisa hidup di air tawar.
Dengan bolak – balik Papungan – Serang yang berjarak 35 km, berjalan kaki dengan melewati hutan belantara, naik turun bukit, betul betul akses jalan yang susah, dan memakan waktu 2 hari 2 malam. Di Pantai Serang beliau mengambil ikan tersebut dan dimasukan kedalam gentong tanah liat. Beliau mencampurkan air laut dan air tawar dalam gentong. Percobaan percampuran air laut dan air tawar di lakukan secara terus menerus, dengan memperkecil jumlah air laut dan memperbesar jumlah air tawar. Ampai satu saat kedua jenis air ini bisa menyatu. Menurut Pak Ismoenir (anak Pak Moedjair), perjalanan bolak – balik Papungan – Serang, pada percobaan ke 11, berhasil hidup 4 ekor ikan spesies baru tersebut pada habitat air tawar. Keberhasilan tersebut terjadi di tanggal 25 Maret 1936.
Keberhasilan percobaan tersebut melegakan Pak Moedjair. 4 Ikan itu dia tangkarkan di kolam sumber air Tenggong, Desa Papungan. Awalanya hanya satu kolam dan berkembang menjadi 3 kolam. Disekitar kolam Tenggong, Pak Moedjair membangun pondok yang juga sebagai tempat tinggal untuk keluarganya. Perkembang biakan ikan spesies baru itu luar biasa cepat, maka jumlah ikan semakin banyak. Oleh Pak Moedjair, ikan spesies baru itu diberikan secara cuma-cuma ke masyarakat sekitar Papungan. Dan dijual di sekitar Blitar dan di luar Blitar.
Penemuan ikan spesies baru ini sampai ke telinga Asisten Resident yang berada di Kediri. Asisten Residen ini juga seorang ilmuwan, ia tergoda untuk meneliti spesies hasil temuan Pak Moedjair, berdasarkan literatur dan data-data yang ada. Dia juga melakukan riset serta wawancara dengan Pak Moedjair, tentang segalanya asal muasal ikan ini. Asisten Residen ini kagum dan takjub akan usaha dan kegigihan dari usaha percobaan Pak Moedjair. Karena itu, Asisten Residen ini memberikan penghargaan kepada Pak Moedjair, pemberian nama ikan spesies baru tersebut dengan nama Pak Moedjair. Sejak saat itu, ikan spesies baru tersebut dinamakan ikan MOEDJAIR (Mujair).
Ikan Moedjair semakin dikenal, dan masyarakt semakin banyak yang mengembang biakannya. Nama Pak Moedjairpun semakin terkenal. Dengan bantuan anak sulung beliau, Wahanan, ikan Moedjair dipasarkan ke hampir daratan seluruh Jawa Timur. Oleh pemerintah setempat, beliau diangkat sebagai Jogoboyo Desa Papungan dan mendapatkan gaji bulanan dari pemerintah daerah. Pemerintah Indonesia mengangkat beliau sebagai Mantri Perikanan. Selain itu, Pak Moedjair juga mendapatkan penghargaan EKSEKUTIP COMMITTE dari INDONESIA FISHERIES COUNCIL, atas jasanya menemukan ikan moedjair. Penghargaan tersebut diberikan di Bogor tanggal 30 Juni 1954. Sebelumnya, pada tanggal 17 Agustus 1951, KEMENTERIAN PERTANIAN atas nama Pemerintah Indonesia, memberikan penghargaan pada Pak Moedjair, waktu itu dijabat oleh Ir. Soewarto.
Selain membuat kolam ikan di Tenggong, beliau juga membuat kolam ikan di Papungan dan di Kedung (sumber air) desa Papungan. Di Kedung, Pak Moedjair menghabiskan hari-hari tuanya selama kurang lebih 10 tahun. Disini dia banyak dikunjungi dari masyarakat Blitar maupun luar kota Blitar, untuk menimba ilmu dan memancing ikan moedjair. Saat kesehatannya mulia menurun, beliau memutuskan tinggak di dukuh Krajan, desa Papungan, dekat perbatasan dengan desa Sekardangan. Disini beliau membuat 3 kolam ikan, sampai saat ini kolam tersebut masih ada keberadaannya.
Tanggal 01 September 1957 beliau wafat, karena penyakit asma. Dimakamkan di pemakaman umum desa Papungan. Pada tahun 1960, atas inisiatip Departemen Perikanan Indonesia, makam beliau dipindah ke area kusus di selatan desa Papungan, yang juga berfungsi sebagai makam keluarga. Pada batu nisan beliau tertulis “ MOEDJAIR PENEMU IKAN MOEDJAIR “, lengkap dengan relief ikan moedjair, sebagai penghargaan atas jasanya. Akses jalan ke makam juga diberi nama Moedjair.
Pada 6 April 1965 Pemerintah melalui Departemen Perikanan Darat dan Laut menganugerahkan Pak Moedjair sebagai Nelayan Pelopor. Piagamnya ditanda tangani oleh menteri perikanan, Hamzah Atmohandojo.
Sumber : http://kolom-biografi.blogspot.com/
www.jendelahewan.blogspot.com