Tuesday, 21 June 2011 20:23 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH - Gaji besar, jam kerja fleksibel dan paket bonus menarik. Itulah kisah algojo Arab Saudi yang kerjanya memancung kepala-kepala orang.
Muhammad Saad al-Beshi merupakan algojo ternama dan paling terkenal di Arab Saudi. Kepada Arab News, dia pernah bercerita tentang kehidupannya yang diklaim seperti kehidupan orang kebanyakan. Orang tidak takut dengan profesinya sebagai seorang penjagal.
''Di negara ini, kami memiliki masyarakat yang memahami hukum Tuhan,'' katanya. ''Tidak ada yang takut terhadap saya. Saya punya banyak saudara dan teman di masjid. Saya memiliki kehidupan normal seperti orang-orang lain. Tidak ada yang aneh dalam kehidupan sosial saya.''
Muhammad Saad Al-Beshi memulai kariernya di penjara di Taif. Kerjanya adalah memborgol dan menutup mata terpidana sebelum menjalani eksekusi pancung. ''Karena latar belakang tersebut, saya mengembangkan semangat saya untuk menjadi algojo,'' katanya.
Ketika ada lowongan, Muhammad Saad Al-Beshi melamar dan langsung diterima. Tugas pertamanya pada 1998 di Jeddah. ''Terpidana diikat dan ditutup matanya. Dengan satu ayunan pedang, saya menebas kepalanya. Kepala menggelinding beberapa meter,'' ceritanya.
Muhammad Saad Al-Beshi mengaku sempat gemetar ketika pertama kali menjalani tugas tersebut. Namun Muhammad Saad Al-Beshi, yang biasa memancung tujuh kepala sehari, kini tenang tiap kali menuntaskan tugasnya memancung kepala terpidana.
''Saya tenang menjalankan tugas ini karena saya melakukan tugas Tuhan,'' katanya. ''Bagi saya, tidak masalah harus memancung berapa kepala. Selama itu merupakan tugas Tuhan, jumlah tidak menjadi masalah.''
Muhammad Saad al-Beshi merupakan algojo ternama dan paling terkenal di Arab Saudi. Kepada Arab News, dia pernah bercerita tentang kehidupannya yang diklaim seperti kehidupan orang kebanyakan. Orang tidak takut dengan profesinya sebagai seorang penjagal.
''Di negara ini, kami memiliki masyarakat yang memahami hukum Tuhan,'' katanya. ''Tidak ada yang takut terhadap saya. Saya punya banyak saudara dan teman di masjid. Saya memiliki kehidupan normal seperti orang-orang lain. Tidak ada yang aneh dalam kehidupan sosial saya.''
Muhammad Saad Al-Beshi memulai kariernya di penjara di Taif. Kerjanya adalah memborgol dan menutup mata terpidana sebelum menjalani eksekusi pancung. ''Karena latar belakang tersebut, saya mengembangkan semangat saya untuk menjadi algojo,'' katanya.
Ketika ada lowongan, Muhammad Saad Al-Beshi melamar dan langsung diterima. Tugas pertamanya pada 1998 di Jeddah. ''Terpidana diikat dan ditutup matanya. Dengan satu ayunan pedang, saya menebas kepalanya. Kepala menggelinding beberapa meter,'' ceritanya.
Muhammad Saad Al-Beshi mengaku sempat gemetar ketika pertama kali menjalani tugas tersebut. Namun Muhammad Saad Al-Beshi, yang biasa memancung tujuh kepala sehari, kini tenang tiap kali menuntaskan tugasnya memancung kepala terpidana.
''Saya tenang menjalankan tugas ini karena saya melakukan tugas Tuhan,'' katanya. ''Bagi saya, tidak masalah harus memancung berapa kepala. Selama itu merupakan tugas Tuhan, jumlah tidak menjadi masalah.''
STMIK AMIKOM
Sumber:
repost by : tersedunia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar