Jangan ragukan kreativitas anak muda di negeri ini. Karena Kick Andy masih menemukan banyak diantara mereka yang sangat kreatif dan inovatif. Meski dengan innovasi sederhana, tapi banyak anak muda yang berkarya dan mencipta berbagai alat-alat kebutuhan sehari-hari menjadi unik, multi fungsi, dan simple. Misalnya dua anak muda yang memiliki ide untuk me-multifungsikan sebuah tas. Yang pertama ada Achmad Fadilah asal Bandung, yang mengkreasikan travel bag menjadi sebuah “trafellow”.
Trafellow membantu orang yang memiliki hambatan kenyamanan saat bepergian. Misalnya saat menunggu keberangkatan yang terlambat, atau tidak kebagian duduk di ruan tunggu. Karena tas ini selain berfungsi sebagai pembawa barang, juga punya fasilitas untuk bisa menjadi tempat duduk yang nyaman.
Dan bagi yang tak suka diam saat menunggu, terutama bagi mereka yang tak ingin melewatkan saat berolahraga, Dwi prasetya punya ransel yang mengasyikan.
Dwi telah mengkreasi sebuah ransel sebagai “Body Fit Bag”. Ini adalah tas olah raga yang berfungsi sebagai alat beban untuk melatih pembentukan otot dalam tubuh. Body Fit Bag juga dijadikan alat olahraga disaat tertentu, misalnya saat bepergian, sekaligus sebagai tas barang bawaan. Tas ransel ini bisa digunakan sebagai alat latihan memperkuat otot tangan, dada, bahu, punggung, kaki dan otot lainnya.
Ketika banyak orang punya masalah saat menulis, maka Jatmiko Rinto Wahyudi punya solusi untuk menyelesaikannya.
Jatmiko sudah menciptakan “Write Mover”, sebuah alat bantu dengan bola rotali yang terdapat dibawahnya dapat membantu kita untuk dapat menulis dengan rapi, lurus, dan membantu tangan kita bergerak lincah secara horizontal.
Alat ini, juga bisa berguna untuk menghindari rusaknya tulisan akibat gesekan tangan, dan menghindari rusaknya kertas akibat keringat.
Sementara bagi mereka yang punya masalah telat bangun tidur, Didi Prasetya membuat sebuah inovasi baru, yang memungkinkan orang bisa bangun tepat waktu, innovasi ini ia sebut sebagai “Vibre”.
Vibre yang didesain menyerupai alarm ini, terbagi dalam dua bagian. Selain sebagai pengaktif, Vibre sekaligus sebagai jam yang dapat dilekatkan dengan dibantu 4 buah vibra point yang ditempelkan di bawah bantal. Getaran yang terjadi karena arus bluetooth dari vibre ke vibra point tidak menimbulkan radiasi langsung membangunkan anda. Vibre juga bisa merekam berbagai suara akrab yang mampu membangunkan tidur anda.
Kreasi lainnya, ada dua inovasi menarik karya dua pemuda dan didedikasikan untuk mereka yang masih mencuci secara manual. Yang pertama ada alat bernama “Capres”, tentu maksudnya bukan calon presiden, tapi istilah lain dari cape meres. Menurut Good Rindo, ini adalah sebuah solusi bagi masalah sulitnya memeras cucian, terutama yang berbahan tebal.
Alat ini telah menyediakan tiang yang disebut copras, sehingga pengguna. Tinggal memutar pakaian yang gantungkan di copras tersebut, kemudian diperas. Selain desain yang argonomis, capres juga dilengkapi dengan pondasi untuk pijakan saat memeras, sehingga bentuk miringnya, diyakini memudahkan penggunanya dalam mencuci.
Masih urusan dalam mencuci, seorang pemuda asal Bandung, Muhammad Ramdhan menawarkan alat bantu jemur sangat fleksibel.
Saat musim yang semakin tidak menentu. Hujan dan panas pun seringkali datang tanpa tanda, maka untuk menyelamatkan jemuran dari hujan ada alat baru bernama “Pakayung”.
Pakayung' adalah sarana untuk melindungi pakaian saat proses pengeringan atau penjemuran pakaian. Pakayung melindungi dari segala jenis cuaca panas dan hujan, hal ini memungkinkan kita akan tenang saat meninggalkan jemuran di rumah. Dan ada dua anak muda lain yang memiliki kreasi unik. Mereka menunjukkan caranya untuk mengatasi kebosanan.
Dari seringnya merasa bosan saat duduk menunggu tanpa aktivitas, Maka Rudi Hardianto menciptakan sebuah bangku yang bisa juga berubah fungsi menjadi sebuah meja. Dengan meja inilah kita dapat bermain bersama, seperti bermain catur, dan halma.
Sebagai seorang disainer produk, Rudi yang finalis 20 besar black innovation awards 2008 ini, ingin menciptakan suatu alat di mana para penggunanya dapat saling berinteraksi satu sama lain, maka terciptalah yang diberinama “Ayoma 2” ini.
Sementara itu, Yeremia Yordan Bijaksana mengkreasi gitarnya menjadi unik dan berfungsi lebih maksimal. Ia mengkreasi sebuah alat tambahan di gitar yang disebutnya dengan “Loose Guitar”.
Umumnya sebuah gitar memiliki sebanyak enam dawai, tetapi tidak dengan Loose Guitar ini ada tambahan sebanyak 12 dawai maka gitar dapat dimainkan dengan 18 dawai sekaligus. Bahkan tujuh dawai tambahannya, memiliki nada-nada baru yang tidak terdapat dalam struktur dawai sebuah gitar.
Kreasi Yeremia ini menang sebagai juara favorit dalam ajang Black Innovation Awards 2010. Inilah episode khusus tentang anak muda yang terus berinovasi tanpa henti. Selamat menyaksikan.
Sumber: http://kickandy.com/theshow/1/1/2065/read/INOVASi-TANPA-HENTI
Trafellow membantu orang yang memiliki hambatan kenyamanan saat bepergian. Misalnya saat menunggu keberangkatan yang terlambat, atau tidak kebagian duduk di ruan tunggu. Karena tas ini selain berfungsi sebagai pembawa barang, juga punya fasilitas untuk bisa menjadi tempat duduk yang nyaman.
Dan bagi yang tak suka diam saat menunggu, terutama bagi mereka yang tak ingin melewatkan saat berolahraga, Dwi prasetya punya ransel yang mengasyikan.
Dwi telah mengkreasi sebuah ransel sebagai “Body Fit Bag”. Ini adalah tas olah raga yang berfungsi sebagai alat beban untuk melatih pembentukan otot dalam tubuh. Body Fit Bag juga dijadikan alat olahraga disaat tertentu, misalnya saat bepergian, sekaligus sebagai tas barang bawaan. Tas ransel ini bisa digunakan sebagai alat latihan memperkuat otot tangan, dada, bahu, punggung, kaki dan otot lainnya.
Ketika banyak orang punya masalah saat menulis, maka Jatmiko Rinto Wahyudi punya solusi untuk menyelesaikannya.
Jatmiko sudah menciptakan “Write Mover”, sebuah alat bantu dengan bola rotali yang terdapat dibawahnya dapat membantu kita untuk dapat menulis dengan rapi, lurus, dan membantu tangan kita bergerak lincah secara horizontal.
Alat ini, juga bisa berguna untuk menghindari rusaknya tulisan akibat gesekan tangan, dan menghindari rusaknya kertas akibat keringat.
Sementara bagi mereka yang punya masalah telat bangun tidur, Didi Prasetya membuat sebuah inovasi baru, yang memungkinkan orang bisa bangun tepat waktu, innovasi ini ia sebut sebagai “Vibre”.
Vibre yang didesain menyerupai alarm ini, terbagi dalam dua bagian. Selain sebagai pengaktif, Vibre sekaligus sebagai jam yang dapat dilekatkan dengan dibantu 4 buah vibra point yang ditempelkan di bawah bantal. Getaran yang terjadi karena arus bluetooth dari vibre ke vibra point tidak menimbulkan radiasi langsung membangunkan anda. Vibre juga bisa merekam berbagai suara akrab yang mampu membangunkan tidur anda.
Kreasi lainnya, ada dua inovasi menarik karya dua pemuda dan didedikasikan untuk mereka yang masih mencuci secara manual. Yang pertama ada alat bernama “Capres”, tentu maksudnya bukan calon presiden, tapi istilah lain dari cape meres. Menurut Good Rindo, ini adalah sebuah solusi bagi masalah sulitnya memeras cucian, terutama yang berbahan tebal.
Alat ini telah menyediakan tiang yang disebut copras, sehingga pengguna. Tinggal memutar pakaian yang gantungkan di copras tersebut, kemudian diperas. Selain desain yang argonomis, capres juga dilengkapi dengan pondasi untuk pijakan saat memeras, sehingga bentuk miringnya, diyakini memudahkan penggunanya dalam mencuci.
Masih urusan dalam mencuci, seorang pemuda asal Bandung, Muhammad Ramdhan menawarkan alat bantu jemur sangat fleksibel.
Saat musim yang semakin tidak menentu. Hujan dan panas pun seringkali datang tanpa tanda, maka untuk menyelamatkan jemuran dari hujan ada alat baru bernama “Pakayung”.
Pakayung' adalah sarana untuk melindungi pakaian saat proses pengeringan atau penjemuran pakaian. Pakayung melindungi dari segala jenis cuaca panas dan hujan, hal ini memungkinkan kita akan tenang saat meninggalkan jemuran di rumah. Dan ada dua anak muda lain yang memiliki kreasi unik. Mereka menunjukkan caranya untuk mengatasi kebosanan.
Dari seringnya merasa bosan saat duduk menunggu tanpa aktivitas, Maka Rudi Hardianto menciptakan sebuah bangku yang bisa juga berubah fungsi menjadi sebuah meja. Dengan meja inilah kita dapat bermain bersama, seperti bermain catur, dan halma.
Sebagai seorang disainer produk, Rudi yang finalis 20 besar black innovation awards 2008 ini, ingin menciptakan suatu alat di mana para penggunanya dapat saling berinteraksi satu sama lain, maka terciptalah yang diberinama “Ayoma 2” ini.
Sementara itu, Yeremia Yordan Bijaksana mengkreasi gitarnya menjadi unik dan berfungsi lebih maksimal. Ia mengkreasi sebuah alat tambahan di gitar yang disebutnya dengan “Loose Guitar”.
Umumnya sebuah gitar memiliki sebanyak enam dawai, tetapi tidak dengan Loose Guitar ini ada tambahan sebanyak 12 dawai maka gitar dapat dimainkan dengan 18 dawai sekaligus. Bahkan tujuh dawai tambahannya, memiliki nada-nada baru yang tidak terdapat dalam struktur dawai sebuah gitar.
Kreasi Yeremia ini menang sebagai juara favorit dalam ajang Black Innovation Awards 2010. Inilah episode khusus tentang anak muda yang terus berinovasi tanpa henti. Selamat menyaksikan.
Sumber: http://kickandy.com/theshow/1/1/2065/read/INOVASi-TANPA-HENTI
repost by : tersedunia.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar